LANGKAT – SUMBER
Dio Ananda Ginting (15) warga Kelurahan Tanjung Langkat, Kecamatan Salapian, Kabupaten Langkat, akhirnya meminta maaf atas perbuatan nekatnya mengunggah foto-foto erupsi Gunung Sinabung disertai dengan ujaran kebencian, yang ia lakukan belum lama ini.
Dalam unggahan di akun facebook miliknya bernama Dio DolPin Dio, pelajar Kelas IX E di SMP Negeri 1 Salapian Tanjung Langkat ini mengunggah foto-foto erupsi dahsyat Gunung Sinabung yang terjadi, Senin (19/2/2018) lalu. Dalam unggahan itu, ia menuliskan caption “Mati Kw Semua Dibawahnya”.
Kontan saja, keinginan bocah ini untuk mendapatkan jempol alias like dari pengguna media sosial (medsos) justru menuai kecaman dan hujatan. Salah seorang pemilik akun facebook lantas berkomentar. “Binasakan bocah ingusan ini dari muka bumi,” tulis pemilik akun tersebut.
Tak sampai disitu saja, ulah dari putra bungsu pasangan Herianto Ginting (39) dan Sukarsih (45) ini, membuat warga Karo berang dan akhirnya mencari tahu keberadaan bocah pemilik akun tersebut. Beberapa warga Karo akhirnya mendatangi lokasi sekolah sang bocah, Jumat (23/2/2018).
Mereka diantaranya, Ketua PC Satuan Siswa Pelajar dan Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila (PP) Kabupaten Karo, Andi Ardinata Ginting, Ketua KSM PP LSM KCBI Berastagi Brama Ginting beserta pengurus LSM KCBI Kabupaten Karo dan wartawan senior Tanah Karo Amri Kesuma Sembiring Pelawi.
Rombongan disambut oleh salah seorang guru bernama Arif Daulay yang juga seorang guru Bimbingan Penyuluhan (BP). Arif mengaku, dirinya sudah menduga akan kehadiran tamu dari Karo. Karena, kata dia, perbuatan siswanya Dio Ananda Ginting di medsos sudah viral di lingkungan sekolah.
“Hari ini dia (Dio) tidak masuk sekolah. Kabar yang kita peroleh, yang bersangkutan sekarang sedang ketakutan pasca melakukan perbuatannya. Sementara kedua orang tuanya yang bekerja sebagai buruh tani, tidak mampu berbuat apa-apa atas perbuatan anaknya,” jelas Arif.
Menurutnya, postingan tentang bencana erupsi Gunung Sinabung sudah viral di lingkungan sekolah mereka. “Hal ini membuat saya gemas, secara pribadi saya sangat marah. Saya sudah ingatkan kepada seluruh siswa agar hati-hati dalam menggunakan medsos. Mudah-mudahan ini membuat efek jera bagi Dio,” tuturnya.
Sementara, pihak Polsek Salapian yang diwakili oleh Aiptu P. Ginting, tokoh masyarakat dan adat setempat M. Surbakti serta Kepala Desa R. Sitepu langsung merespon kejadian tersebut. Mereka melakukan mediasi dengan menggelar pertemuan bersama kedua orang tua Dio.
Dalam pertemuan yang digelar di aula Bhayangkari Polsek Salapian ini, bocah tersebut turut hadir bersama kakak kandungnya. Dio terlihat gugup dan ketakutan. Ibu kandung Dio, Sukarsih dengan wajah memelas langsung berucap, “Kami yang salah, kami tidak bisa mendidik anak kami,” ucapnya.
Sementara, Dio Ananda Ginting mengaku sangat bersalah dan berjanji tidak akan mengulangi kecerobohannya. Ia lantas meminta maaf dan menyadari jika perbuatannya sudah membuat masyarakat Karo khususnya warga yang terdampak erupsi Gunung Sinabung, sangat marah.
Pengakuan tersebut ditandatangani diatas kertas bermaterai serta diabadikan dalam video yang akan diunggah oleh Dio sendiri.
Ketua KSM PP LSM KCBI Berastagi Brama Ginting mengaku sangat kecewa atas perilaku Dio. Disampaikan, dirinya selaku korban erupsi Gunung Sinabung, sudah merasakan betapa ngerinya dampak bencana yang sudah berlangsung 8 tahun ini. “Kalau kamu mau merasakan keadaan disana, kami siap membawamu,” kesal Brama.
Meski demikian, Brama tetap memberikan nasehat kepada Dio untuk tidak mengulangi perbuatannya tersebut. “Kamu saat ini duduk di kelas IX SMP. Belajarlah lebih serius lagi, karena kamu harus melakukan persiapan untuk menghadapi Ujian Nasional (UN),” tutupnya.
- PARDI SIMALANGO