MEDAN-SUMBER
Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi mengimbau Tim Pengedali Inflasi Daerah (TPID) melakukan langkah strategis guna mengantisipasi inflasi dapak dari perubahan iklim dan bencana alam Gunung Sinabung.
Erry mennyatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut perode September 2014, harga komoditas hoktikultura menunjukkan peningkatan significant pasca erupsi Gunung Sinabung, diantaranya komoditas cabai merah mengalami kenaikan mencapai 33,46% dan sawi putih 41,46%. Kenaikan harga cabai merah ini mempengaruhi inflasi menjadi 0,26% pada September 2014, meski angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan Agustus 2014 yang hanya 0,59%.
“Laju inflasi bulan lalu terbilang rendah dan menunjukkan TPID bisa mengendalikan inflasi sesuai target hingga akhir tahun ini. Tetapi TPID harus mewaspadai potensi kenaikan harga hortikultura akibat erupsi Gunung Sinabung yang berkepanjangan,” ujar Erry.
Erry menjelaskan, Kabupaten Karo bukan satu-satunya daerah penghasil cabai merah di Sumut. Saat ini petani di Babupaten Batubara telah mengembangkan tanaman cabai merah mencapai 3.161 hektar dengan kapasitas produksi 33.623 ton, menggeser Kabupaten Simalungun yang mampu menghasilkan panen cabai Kabupaten Simalungun 1.540 hektar dengan kapasitas produksi 26.737 ton.
“Awalnya Batubara tidak termasuk daerah penghasil cabai. Tetapi saat ini petani dan Pemerintah Kabupaten bekerjasama mengembangkan tanaman cabai. Ini baik untuk mendukung memenuhi kebutuhan cabai di Sumut,” ujar Erry.
Sentra tanaman cabai di Kabupaten Batubara tersebar di Desa Lubuk Cuek,Desa Gambus Laut, Puwodadi, Desa Pematang Tengah dan sejumlah desa lainnyadi Kecamatan Limapuluh, Kabupaten Batubara.
“Khusus di Desa Lubuk Cuek saja, luas tanaman cabai di satu areal mencapai 500 hektar lebih. Ini hamparan tanaman cabai terluas yang ada di satu arealdi Sumut,” tambah Erry.
Secara rinci Erry menyatakan, luas tanaman cabai di Sumut mencapai 13.694 hektar dengan kapasitas produksi 197.409 ton yang tersebebar di sejumlah Kabupaten. Sentra tanaman cabai terluas berada di Kabupaten Karo dengan
areal mencapai 4.524 hektar dengan kapasitas produksi 44.111 ton. Kemudian disusul Kabupaten Bantubara 3.161 hektar dengan kapasitas produksi 33.623 ton, Kabupaten Simalungun 1.540 hektar dengan kapasitas produksi 26.737 ton dan Kabupaten Tapanuli Utara seluas 1.149 hektar dengan kapasitas produksi mencapai 18.809 ton.
Tidak hanya erupsi Gunung Sinabung, Erry juga mengimbau TPID untuk mewaspadai perubahan iklim akibat curah hujan yang tinggi dalam dua bulan terakhir di sejumlah daerah di Sumut. Curah hujan yang tinggi berpeluang mengganggu ketersediaan stok bahan pangan di Sumut.
“Tanaman petani akan mengalami imbas dari perubahan iklim dan cuaca. Untuk itu, TPID harus memiliki strategi dalam menjaga ketersediaan stok pangan di Sumut agar tidak memicu kenaikan angka inflasi,” harap Erry.
Dalam kesempatan tersebut, Erry juga mengingatkan TPID untuk tanggap melihat situasi pasca pergantian tampuk pemerintahan, terutama terkait akan keluarnya kebijakan soal harga BBM.
“Jangan sampai Sumtut tidak siap saat keluar kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM. Sejak dini segala pergerakan ekonomi harus menjadi dipantau dengan baik, terutama dampaknya bagi masyarakat kelas bawah,” pesan Erry. (SB 06)