PANYABUNGAN-SUMBER
Untuk yang kesekian kalinya, tambang rakyat di Kab. Mandailing Natal kembali memakan korban jiwa. Kali ini terjadi di Arai dusun Tambang Ubi Desa Aek Botung Kec. Muara Sipongi Kab. Mandailing Natal. Lima korban tewas dan Satu orang kritis di duga akibat menghirup gas beracun di dalam lobang tambang yang mereka kerjakan.
Informasi yang di himpun SUMBER dari berbagai sumber yang salah satunya dari penambang yang selamat, Datuk, 28, Selasa (2/8) mengatakan, hari itu, Senin (1/8) seperti biasa dirinya beserta enam rekannya melakukan penambangan rakyat di Arai dusun tambang Ubi desa Aek Botung. Saat itu, lobang tambang yang dikerjakan menembus salah satu lobang tambang peninggalan Belanda.
“Untuk memastikan apakah lobang tambang Belanda ini bisa dikerjakan, saya dan tiga rekan penambang lainnya, masing-masing Buan (40), Damis (30) dan Cewin (30) warga desa Aek Botung masuk kedalam lobang sekaligus memeriksanya. Sekitar kedalam 10 meter dari lobang penggalian yang pertama, kita menjumpai gundukan tanah di dalam lobang. Gundukan tanah yang hampir menutup lobang itu lantas kita bersihkan. Tidak lama berselang air warna hitampun mengalir dari gundukan yang dibersihkan. Kemungkinan air itu membentuk kolam karena terhalang gundukan bekas longsor itu,” ujarnya.
Setelah gundukan itu dibersihkan dan airnya tidak mengalir lagi, kitapun langsung melewati bekas gundukan itu. Baru berjarak sekitar 1 meter dari gundukan itu, tiba-tiba bau menyengat keluar dan menusuk hidung dan langsung membuat Buan, Damis dan Cewin pingsan dan jatuh kedalam genangan air sedalam satu setengah meter setelah gundukan. Melihat itu, saya segera keluar dari lobang untuk mencari pertolongan.” ucap Datuk.
Begitu saya berhasil keluar kelubang yang pertama, kondisi rekan saya yang sudah pingsan saya sampaikan kepada tiga rekan penambang lainnya, masing-masing Adek, 20, Idris, 31, dan Swandi, 22 yang juga warga Aek Botung. Tanpa pikir panjang mereka langsung masuk kedalam lobang hendak menolong. Namun naas bagi mereka, nasib yang sama juga menimpa Adek dan Idris, sedangkan Swandi berusaha keluar dengan kondisi kepayahan dan akhirnya ia selamat. Kondinya saat keluar sudah mau pingsan, makanya kita rujuk ke Puskemas Kotanopan,” tambahnya.
Kejadian itu berlangsung begitu cepat, hanya berselang beberapa menit saja. Sekitar pukul 18.00 Wib berkat bantuan warga, kelimanya bisa di keluarkan dari dalam lobang, namun kondisinya sudah tidak bernyawa. Dari telinga dan hidung kelimanya mengeluarkan darah. Jenazah kelimanya sudah di makamkan pihak keluarga tadi siang,” ucapnya.
Kapolsek Muara Sipongi, AKP Arlen Siagian melalui Kanit Reskrim Aipda Ibrahim Iksan yang dihubungi membenarkan kejadian tersebut. Benar, ada lima penambang tewas dan satu orang kritis di duga karena menghirup gas beracun di dalam lobang tambang Ubi peninggalan Belanda di desa Aek Botung. Kejadiannya Senin sore (1/8) sekitar pukul 17.00 Wib. Jenazah kelimanya baru bisa dikeluarkan sekitar pukul 18.00 Wib.
Evakuasi yang dilakukan warga dengan petugas terhadap korban cukup sulit. Selain kondisi lubang yang sempit juga di dalam lobang terdapat gas beracun. Jadi warga yang menolong terpaksa menggunakan selang atau tabung oksigen agar bisa masuk kedalam. Jenazahnya sudah kita serahkan kepada pihak keluarga, untuk tahap awal dugaan penyebab kematiannya dikarenakan kelima korban menghirup gas beracun di dalam lobang tambang,” katanya.
Terkait jenis zat beracun belum bisa dipastikan. Dugaan sementara penyebab kematian ke 5 korban karena menghirup gas beracun. Namun apakah gas beracun itu berasal dari dalam tanah atau bahan kimia yang ditinggalkan Belanda belum bisa kita simpulkan. Sebab, untuk memastikan itu, kita harus mendatangkan ahli dan untuk itu biayanya sangat mahal,” ujarnya.
Dikatakannya, namun kalau di lihat dari kronologis kejadian dan terdapatnya air berwarna hitam di dalam lubang yang membentuk kolam tingginya sekitar satu setengah meter. Kita menduga disebabkan bahan kimia yang sudah lama terpendam di dalam lubang. Sebab, keterangan yang kita peroleh dari saksi, begitu korban menghirup gas beracun ini langsung meninggal dan badannya jatuh ke air yang berbentuk kolam di dalam lobang,” ucapnya.
Selain itu, dari dalam lubang juga keluar bau yang tidak sedap. Saya tidak bisa mengatakan bau itu seperti apa, tapi yang jelas menyegat ke hidung. Jadi untuk memastikan jenis zatnya kita harus mendatangkan ahli dan hal itu sangat sulit bagi kita karena terbentur masalah pembiayaan,” katanya.
Saat ini yang bisa kita lakukan hanya sekedar menghimbau warga agar jangan membuka tambang di wilayah itu. Jangan sampai korban lain berjatuhan, kejadian ini harus dijadikan pelajaran bagi siapa saja agar lebih berhati-hati. Terkait dengan pengembangan kasus kematian 5 orang ini, kita masih terus mengumpulkan keterangan dari saksi,” ucapnya. (SB 48)