DELISERDANG – SUMBER
Ratusan warga asal empat desa di Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang berkumpul menyaksikan aksi kubur diri dan teatrikal yang menggambarkan perampasan tanah oleh mafia tanah di areal perladangan warga di Kelurahan Simalingkar A, Kecamatan Pancurbatu, Sabtu (17/6/2017).
Aksi ini dilakukan warga bersama Forum Gerakan Mahasiswa Karo (Forgamka), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumut dan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindakan Kekerasan (KontraS) Sumut.
Berdasarkan amatan SUMUT BERITA, aksi kubur diri ini dilakukan oleh empat orang laki-laki dan seorang perempuan. Disamping itu, kaum ibu-ibu terlihat berjalan sambil membentangkan kertas karton berisi tulisan sebagai aksi protes.
Kaum ibu-ibu juga meneriakkan penindasan yang dialami atas penyerobotan lahan milik mereka yang dilakukan oleh mafia tanah. Mereka meminta tolong kepada Tuhan dan Presiden RI Ir. Joko Widodo.
Aksi kubur diri ini akhirnya berakhir sekira pukul 17.00 WIB. Hal itu setelah peserta kubur diri merasa kelelahan dan lemas. Sebagian peserta juga nyaris pingsan akibat kepanasan dan susah bernafas.
Menurut keterangan Ketua Forgamka, Iwan Tarigan bersama tim advokasi masyarakat mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekesalan dan kekecewaan warga terhadap pemerintah yang terkesan tutup mata terhadap masalah warga di kawasan tersebut.
“Pemerintah tutup mata dan lepas tangan terhadap masalah ini. Ini bukan masalah sepele. Tanah ulayat yang telah dikelola oleh masyarakat selama puluhan tahun di kawasan ini ingin dirampas begitu saja oleh pihak PTPN II,” cetus Iwan.
Dampak dari persoalan itu, lanjutnya, warga tidak dapat lagi beraktivitas sebagai petani selama enam bulan terakhir. Parahnya, lahan yang sudah ditanami oleh warga sebelumnya, dikeruk begitu saja menggunakan alat berat.
Tanam-tanaman itu dikeruk atas perintah oknum-oknum TNI bersenjata lengkap yang ditugaskan di lokasi. Hal ini telah menimbulkan kerugian yang cukup besar di pihak warga.
“Mirisnya, belum lama ini, warga juga mendapat kabar jika rumah yang ditempati oleh mereka selama ini juga akan digusur. Buntut dari itu, warga setiap hari berjaga-jaga mengantisipasi masuknya alat berat ke pemukiman mereka,” jelasnya.
Disampaikan, warga berharap agar Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), DPRD Sumut dan Presiden RI Joko Widodo, dapat melihat penderitaan mereka. Mereka meminta pemerintah turun tangan.
“Pemerintah diharapkan jangan diam. Pemerintah harus turun tangan menyelesaian masalah ini. Warga menginginkan untuk tetap tinggal dan menetap diatas tanah ulayat milik mereka,” tutupnya.
Sementara, permintaan agar pemuda Karo turun tangan dalam persoalan ini turut mengemuka. Hal itu disampaikan oleh Yokie Lingga melalui akun jejaring sosial facebook miliknya.
Ia mengajak pemuda Karo untuk turut serta dalam aksi simpatik ini guna membela warga yang didominasi oleh masyarakat Karo. Dalam pernyataannya, ia berharap persoalan ini dapat diselesaikan secepatnya.
- BRYAN TARIGAN