Sumber Dana DAU dan DAK Senilai Rp 1,2 M
LAPORAN : JOHN – KABANJAHE
Pemerintah Kabupaten Karo di bawah naungan kendali Dinas Perhubungan di sinyalir melakukan pemborosan dan hanya terkesan menghamburkan Keuangan Negara dengan sumber Dana DAU (Dana Alokasi Umum) dan DAK (Dana Alokasi Khusus) Tahun Anggaran 2012 senilai Rp 1,2 M lebih untuk penenderan sejumlah proyek.
Selain melakukan pemborosan dan menghamburkan keuangan Negara juga di nilai tak becus dalam melakukan pendataan Proyek Pemasangan dan Pengadaan tidak merata karena hanya dilakukan untuk Kecamatan di depan mata alias mudah terjangkau. Namun, bagi Kecamatan Mardinding dan Lau Balang serta Tiga Binanga yang jauh selalu terbelakangkan.
Adapun sejumlah proyek dari sumber dana APBN masuk dalam DAU senilai Rp.529.338.320,-untuk Pengadaan dan Pemasangan Guard Rail di Kecamatan Juhar dan Barus Jahe. Dan dengan nilai Dana Rp 357.810.180,- untuk Pengadaan Marka Jalan di daerah Tongkoh, Tiga Jumpa dan Tiga Panah juga berasal dari sumber dana DAU.
Sedangkan sumber dana dari APBD masuk dalam DAK antara lain, untuk Pemasangan Rambu-Rambu Lalu Lintas di Kecamatan Munte, Payung dan Kabanjahe serta Berastagi senilai Rp 143.599.470,- begitu juga dengan proyek Pemasangan Marka Jalan di ruas Jalan Berastagi dan Kabanjahe senilai Rp 124.372.080,- berasal dari DAK.
Sayangnya, Kepala Dinas Perhubungan Karo, Drs.Jamin Ginting saat di sambangi wartawan tidak berada di Kantornya Jalan Kota Cane Kabanjahe, Senin (23/7) sekira pukul 15:00 Wib. Namun, salah seorang stafnya mengatakan silakan jumpai PPKnya Simpang Tiga Samura Kabanjahe.
Frolin Perangin-angin selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) ketika di jumpai wartawan di Kantor Cabang Perhubungan, Jalan Meriam Ginting, Simpang Tiga Samura Senin (23/7) sekira pukul 15:20 Wib membenarkan dengan adanya sejumlah Proyek Pengadaan maupun Pemasangan Rambu Lalin dengan sumber dana APBN dan APBD masuk dalam DAU serta DAK senilai Rp 1,2 M lebih yang dia tangani.
Disingung, kenapa hanya diprioritaskan untuk Kecamatan yang dekat pandangan mata, akan tetapi bagi Kecamatan Lau Balang dan Mardinding serta Tiga Binanga yang juga sangat membutuhkan Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Marka Jalan, mengingat di Tiga (3) Kecamatan merupakan daerah padat penduduk yang penghasil Jagung dan Kopi serta Coklat sering dibelakangkan.
“Bukan di belakangkan, tapi kita mulai dari kota dulu karena aku baru kali ini menjadi PPK jadi masih banyak belajar, jadi aku masih takut-takut untuk terjun kelapangan maupun soal Administrasi tender proyek,” cemas Frolin sembari tolong bantuan para rekan wartawan.