SUMUTBERITA.com, Karo – Dalam rangka memperingati Hari Pahlawan, Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Swasta Masehi GBKP Berastagi menggelar Diskusi Kepahlawanan bertema “Meneladani Kepahlawanan Kiras Bangun dan Djamin Ginting, 2 Pahlawan Nasional Asal Karo,” Kamis (10/11/2022) pagi.
Tema yang dikedepankan dalam kegiatan ini selaras dengan tema yang dirilis Kementerian Sosial (Kemensos) RI pada peringatan Hari Pahlawan 10 November 2022 yakni “Pahlawanku, Teladanku”.
Kegiatan Diskusi Kepahlawanan ini dimulai setelah pembacaan Amanat Menteri Sosial RI oleh perwakilan panitia kepada seluruh peserta diskusi yang merupakan pengurus OSIS dan Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Swasta Masehi GBKP Berastagi.
Dalam kesempatan itu, Pendiri Sapo Literasi Atmaja Sembiring, S.Pd yang didapuk sebagai narasumber menjelaskan Kiras Bangun adalah seorang pejuang yang lahir di Desa Barukarang, Kabupaten Karo pada tahun 1852.
Pahlawan Nasional yang dijuluki “Garamata” ini, kata dia, memimpin perlawanan dengan membentuk ribuan pasukan untuk menentang penjajahan Belanda di Tanah Karo dan sekitarnya.
Sementara itu, lanjut Atmaja, Djamin Ginting merupakan sosok pejuang kemerdekaan yang lahir di Suka, Tanah Karo pada tanggal 12 Januari 1921. Atmaja yang merupakan Sosialisator Literasi Nasional (SLN) mengatakan bahwasanya Djamin Ginting ikut bergerilya dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Menurut Atmaja, Kiras Bangun dan Djamin Ginting merupakan tokoh yang memberikan contoh nyata dalam hal rela berkorban, pantang mundur, berjuang tanpa pamrih dan mendahulukan kepentingan orang banyak di atas kepentingan pribadi.
Sementara itu, Pegiat Media Sosial Metra Novrianus Ginting yang bertindak sebagai tamu undangan berharap nilai-nilai kepahlawanan yang dimiliki Kiras Bangun dan Djamin Ginting dapat menginspirasi generasi muda.
Menurut Ketua Karomania Indonesia Basis Tanah Karo ini, agar generasi muda mewarisi semangat kepahlawanan, media sosial sebagai agen sosialisasi perlu diberdayakan dalam mensosialisasikan nilai-nilai luhur yang dimiliki para pahlawan.
Selanjutnya, kegiatan yang berlangsung 90 menit ini ditutup dengan pembacaan kesimpulan oleh peserta diskusi. Dalam kesimpulannya, peserta didik menganggap perjuangan para pahlawan bangsa harus mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
HARIANTO LIMBONG