“Warga Mengeluh, Camat Besilat Lidah”
LAPORAN : LAMS – TANAH KARO
Pengerjaan proyek perkerasan jalan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) Pedesaan di Desa Kuta Pengkih Dusun Kuta Kendit Kec Mardingding Kab.Karo terindikasi sarat korupsi. Tercuat dugaan korupsi berdasarkan proyek berpagukan dana berkisar Rp. 355.000.000 yang pengerjaannnya dimulai tahun 2011 lalu namun hingga saat ini belum selesai, padahal sesuai informasi yang dijelaskan konsultan bahwa bulan 4 kemarin (2012) telah clear.
Proyek yang bersumber dana dari pusat T.A 2011 itu berukuran panjang efektif 3 KM sedangkan lebar 3 M, dengan rincian program kerja 2 KM untuk Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) yang menggunakan anggaran Rp.355 Jt, sedangkan 1 KM lg dikerjakan dengan sistim swadaya masyarakat.
Hal ini dutarakan salah satu pengurus Desa Kuta Pengkih mengaku bermarga Sembiring , Kamis (9/8) ketika sejumlah wartawan melakukan investigasi ke lapangan. Dikatakannya, pengerjaan perkerasan jalan untuk swadaya sepanjang 1 KM sudah lama selesai. Padahal itu menggunakan dana dan tenaga pribadi warga desa.
Lebih lanjut dikatakan Sembiring, materil (batu) yang digunakan untuk fisik diduga tidak sesuai dengan ketentuan yang ada, dan volume fisik pun sangat-sangat jauh menyimpang dari ukuran yang sudah ditentukan. Hal ini disinyalir telah ada konspirasi tingkat tinggi antara Ketua TPK Perpulungen Maha dengan pihak Konsultan.
“Sistim kongkalikong yang dilakukan mereka (berkaitan ke proyek) pelan-pelan akan terbongkar. Kami juga sudah curiga dari awal, dimana para pihak TPK tidak menggunakan plank proyek diduga guna mengkelabui warga. Anehnya, setiap pihak kolsultan dan Penanggung Jawab Operasi Kegiatan (PJOK) dating dari kecamatan meninjau fisik ini, tidak pernah sekalipun mempertanyakan hasil fisik dan plank proyek.
Sehingga kami para warga disini mempridiksi bahwa mereka sudah satu persepsi untuk menyedot anggaran yang dikucurkan pemerintah. Jadi kalau rekan-rekan tidak keberatan tolong hal ini diluruskan,” ujar Sembiring mengharap.
Ketika fakta dilapangan ini hendak ditanyakan kepada ketua TPK Perpulungen Maha, Kamis (9/8) tidak berhasil. Beberapa warga mengatakan setelah mengetahui kedatangan para kuli tinta ke lokasi proyek, Maha langsung berupaya buang badan (bersembunyi-red).
Sementara Camat Mardingding Tomy Jaya Bangun, Jumat (10/8) saat ditanyai soal keberadaan lapangan, beliau mengatakan bahwa pihak camat tidak ada mencapuri urusan PNPM Mandiri perdesaan. “PNPM yang sekarang tidak lagi jauh kita urusi, kita hanya sebatas memfasilitasi. Masalah PJOK dan Konsultan tidak lagi kita yang mengurus, makanya kita tidak tau siapa konsultan pengerjaan proyek itu,” ujar Camat berdelik, Jumat (10/8) lewat telepon genggamnya.