LAPORAN : LAMS – TANAH KARO
Bupati Karo dr (HC) Kena Ukur Surbakti menyikapi keluhan petani bawang prei Desa Jaranguda Kecamatan Merdeka Kabupaten Karo dengan menggiring tim dari Dinas Pertanian kabupaten karo yang dipimpin Kadis Pertanian dan Perkebunan Agustoni Tarigan, SP, Kabid Produksi Munarta Ginting, SP bersamaan dan ketua PWI Kabupaten Karo Dikson Pelawi untuk meneliti jenis penyakit penyebab batang kerdil dan daun keriting pada tanaman bawang prei milik petani Desa Jaranguna.
Bupati Karo menyikapi hal ini saat melintasi Desa Jarunguda bersama sejumlah SKPD dan Asisten, bertemu dengan Nd Adi br Sitepu (45) ketika memanen bawang prei miliknya seluas setengah hektar yang menuturkan kalau sebahagian tanaman bawang perenya tidak dapat di panen karena terkena penyakit kerdil dan keriting yang dapat merugikan petani.
Dalam pertemuan itu, Nd Adi br Sitepu di dampingi sejumlah pekerja harian lepas mengungkapkan, kalau saat ini petani bawang pre merasa risih dengan munculnya penyakit baru berupa batang kerdil dan daun keriting. Disebutkannya, dengan adanya penyakit ini membuat tingkat produksi tanaman menjadi berkurang karena batang yang kerdil ditambah daun yang keriting tidak laku di jual dipasaran
Untuk harga di tingkat pembeli saat ini Rp 5.000/Kg, harga ini dianggap petani Karo sudah mampu menutupi biaya hidup sehari-hari dengan lahan 1 hektar. Namun dengan harga Rp 3000/Kg, petani merugi terlebih dengan munculnya penyakit baru berupa batang kerdil dan daun keriting berdampak kepada perekonomian petani bawang prei.
Bupati Karo yang mendapat masukan langsung dari petani segera menindak lanjuti dengan mendelegasikan kepala Dinas Pertanian Kabupaten karo untuk segera meneliti penyebab munculnya penyakit pada tanaman ini.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kab Karo yang di hubungi Kru Sumutberita, Selasa (3/7) via selulernya mengaku telah menindaklanjutinya dengan menurunkan Tim dipimpin Kabid Produksi , Munarta Ginting, SP.
Dalam tahap awal, tim sudah mengecek PH tanah, dengan rata-rata 5,2 PH. Selain mengecek tanah, tim juga telah mengambil sempel tanah dan tanaman yang terserang penyakit penyebab kerdil dan keriting daun untuk segera di uji di balai pengkajian tegnologi pertanian dan juga di kirim ke balai proteksi tanaman pangan dan hortikultura.
Agustoni juga mengakui, fasilitas yang dimiliki Pemkab Karo masih minim, namun pada persoalan ini Dinas Pertanian mencoba mengexplorasi kandungan dalam tanah, apakah ada jamur atau bakteri, biasanya butuh waktu satu sampai dua minggu. Bila nanti sudah ditemukan permasalahanya, maka akan disampakan kepada petani secara kelompok. Agar informasi bisa menyebar kepada petani bawang prei di Karo.