TANAH KARO – SUMBER
Ketua Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Parlindungan Purba SH MM asal Sumatera Utara (Sumut) kembali hadir untuk memberikan bantuan dan dukungan moril kepada para pengungsi Sinabung, Minggu (05/06/2016).
Kali ini, Parlindungan Purba memberikan bantuan sebesar Rp 250 juta kepada BPBD Karo untuk disalurkan secara merata kepada seluruh pengungsi.
Bantuan ini diterima langsung oleh Sekdakab Karo dr. Saberina br Tarigan MARS didampingi sejumlah Kepala SKPD Pemkab Karo.
“Mengunjungi dan memberikan bantuan kepada masyarakat yang tertimpa musibah bencana, sudah menjadi kewajiban kami,” ujar Parlindungan usai menyerahkan bantuan secara simbolis di Gereja Oikumene Bahtera Kasih Siosar.
Ia menyebut, masalah erupsi Sinabung bukan lagi masalah daerah atau provinsi. Akan tetapi, sudah menjadi perhatian Nasional dan kewajiban pihaknya yakni DPD RI.
“Kami merasa prihatin atas musibah yang menimpa saudara-saudara kita. Untuk itu, Ketua dan Wakil Ketua DPD RI Pak Irman Gusman, Farouk Muhammad dan Gusti Kanjeng Ratu Hemas menitip salam kepada saudara-saudara agar bersabar dan tabah dalam menghadapi cobaan,” ujar dia.
Usai penyerahan bantuan, Parlindungan didampingi Direktur Bantuan Darurat BNPB RI Eko Budiman melanjutkan kunjungan ke posko pengungsian KNPI Gedung Serba Guna dan posko pengungsian GBKP Simpang Enam Kabanjahe. Kunjungan itu disambut oleh koordinator posko, Zulkarnain Tarigan dan warga pengungsi asal Desa Sigarang-garang, Kecamatan Namanteran.
“Kunjungan saya ini hanya untuk mendengar keluhan dan masukan dari bapak dan ibu yang tinggal disini. Agar bisa disampaikan kepada Pemerintah Pusat melalui BNPB dan Kementerian terkait,” cerusnya.
Salah seorang warga pengungsi, Sabar Tarigan (50) meminta agar diberikan bantuan berupa angkutan untuk anak sekolah. Karena, kata dia, selama ini mereka harus mengeluarkan biaya ongkos buat anak sekolah sebesar Rp 4 ribu/ hari. Menurutnya, bantuan KIS dan KIP belum semua terealisasi.
“Masih sekitar 100 KK yang mendapat KIS, sebagian lagi belum. Selain itu, kapan kami direlokasi juga belum ada kepastian dari pemerintah. Sementara, bantuan dari pertanian pun nggak ada seperti bibit dan pupuk. Kami hanya bekerja di ladang orang, disitu kami di kasih sedikit lahan untuk bercocok tanam. Makanya butuh bibit dan pupuk,” keluh Sabar.
Menanggapi itu, Parlindungan Purba mengatakan, sepulang dari Karo, ia akan menyampaikan keluhan tersebut kepada Bupati dan pemerintah Pusat. Data anak sekolah akan diminta untuk disinkronkan agar bantuan bisa terealisasi secepatnya.
“Kalau soal relokasi tahap II dan III, tergantung pemerintah daerah. Pemerintah Pusat melalui BNPB sudah menyediakan dana relokasi. Namun, lahannya masih belum tersedia. Soal lahan di Desa Lingga itu, mungkin kurangnya pendekatan antara Pemda dan masyarakat Desa Lingga,” cetusnya.
Ia mengharapkan agar Pemda harus pro aktif berkomunikasi dengan masyarakat di Desa Lingga. “Kumpulkan tokoh agama, masyarakat dan tokoh adat. Ini mungkin karena kurangnya komunikasi. Diharapkan juga, kepada masyarakat Desa Lingga agar bisa menerima saudara-saudara kita yang tertimpa musibah bencana alam,” harapnya.
Seperti diketahui, bantuan berjumlah 420 KK/1.517 jiwa terdiri dari 733 orang laki-laki dan 784 perempuan diantaranya 89 orang lansia, 12 orang ibu hamil, 138 orang balita dan 22 orang bayi.
-
PARDI SIMALANGO