LAPORAN : HARIANTO LIMBONG
Berawal dari pertandingan persahabatan disetiap akhir pekan, kompetisi sepak bola antar kampung (tarkam) yang diberi nama Liga Kekeluargaan digelar di lapangan sepak bola Tigapanah. Kompetisi yang diikuti oleh enam tim dari beberapa daerah di Kabupaten Karo ini, bergulir sejak 11 Maret hingga 20 Mei 2018.
Sejatinya, Liga Kekeluargaan bukanlah sebuah kompetisi reguler di bawah sebuah federasi, melainkan hanya gelaran sepak bola tarkam yang diinisiasi atas minimnya penyelenggaraan kompetisi resmi. Meski demikian, Liga Kekeluargaan adalah tarkam dalam level yang berbeda.
“Liga ini bukanlah turnamen kampung yang diadakan dalam beberapa hari saja, tetapi sebuah kompetisi yang panjang dengan memainkan lebih banyak pertandingan,” tutur Roy Martin Ginting, Koordinator Penyelenggara yang juga salah seorang konseptor Liga Kekeluargaan 2018 kepada SUMUT BERITA di lapangan sepak bola Tigapanah, Minggu (13/5/2018).
Menurutnya, sejak awal beberapa tim menginginkan adanya sebuah wadah bagi pesepakbola di Tanah Karo untuk menjajal kemampuan. Dalam perkembangannya, muncul inisiatif untuk menghadirkan sistem liga profesional dalam kompetisi ini.
Selanjutnya, lima klub yakni PPRnR Kabanjahe, Spirit Simole FC Kuta Buluh, S22 United Kabanjahe, Kanugas FC Sumbul dan Silindung Bulan FC Seberaya, menyatakan kesiapannya untuk berpartisipasi setelah Persatuan Olah Raga Sepak Bola Tigapanah (Porset) secara swadaya bersedia menjadi penyelenggara.
“Justru seperti namanya, kompetisi ini dibangun di atas semangat kebersamaan dan kekeluargaan untuk memulai satu langkah perubahan,” tambahnya.
Menarik mencermati keberadaan Liga Kekeluargaan yang digagas dengan menjadikan liga profesional sebagai rujukan utamanya. Selain sistem kompetisi penuh yang diterapkan, perpindahan pemain antarklub dalam bursa transfer juga dapat dilakukan setelah putaran pertama selesai.
Artinya, kompetisi ini memberikan ruang kerja kepada setiap pelatih untuk membentuk tim ideal dalam formasi terbaiknya. Oleh karena itu, seorang pelatih harus mampu memanajemen tim dengan maksimal untuk memenangkan kompetisi.
Disamping itu, selama bergulirnya kompetisi ini tidak pernah ada pemain yang terlibat dalam perkelahian. Tentunya, hal ini menjadi kebanggaan tersendiri mengingat masalah yang sama masih terjadi di kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Mantan Ketua Porset Tigapanah Filemon Surbakti menegaskan semua klub tentu ingin memenangkan setiap pertandingan namun proses menuju pencapaian itu yang utama.
“Internalisasi nilai sportivitas merupakan bagian penting dari penyelengaraan Liga Kekeluargaan ini. Apalagi, masing-masing tim menyatakan komitmen untuk menjunjung tinggi fair play dalam setiap pertandingan,” tutur Filemon usai memimpin pertandingan Silindung Bulan FC Seberaya vs PPRnR Kabanjahe, Minggu (20/5/2018) sore.
Laga Silindung Bulan FC Seberaya melawan PPRnR Kabanjahe yang berakhir imbang 1-1 menjadi partai penutup Liga Kekeluargaan 2018. Total 60 pertandingan sudah dimainkan dan sebanyak 122 gol tercipta dalam satu musim kompetisi.
PPRnR Kabanjahe yang mengandalkan kombinasi pemain muda dan senior, memastikan gelar juara dengan torehan 23 poin. Disusul Spirit Simole FC Kuta Buluh dan S22 United Kabanjahe di peringkat kedua dan ketiga. Sebagai bentuk apresiasi, pihak penyelenggara memberikan hadiah berupa bola, rompi dan kaus kaki kepada ketiga tim terbaik.
Sesuai rencana, dalam waktu beberapa minggu ke depan, Liga Kekeluargaan part II akan digelar dengan melibatkan lebih banyak peserta. Pasalnya, beberapa klub menyatakan ketertarikannya dan sudah melakukan konfirmasi kepada penyelenggara.
Pihak penyelenggara yang begitu serius mempersiapkan kompetisi berikutnya juga menawarkan kerja sama dengan sejumlah sponsor untuk menyukseskan Liga Kekeluargaan part II.