*Aktor Pembunuhan Diduga Warga Deli Serdang
*Rajin Sholat dan Berprilaku Sopan Selama di Rutan
LAPORAN : MONANG – PANCUR BATU
Gencarnya pemberitaan di sejumlah media massa terkait tewasnya Ketua Karang Taruna Deli Serdang, Zulfan Surbakti (53) alias Upeng warga Desa Lama Kecamatan Pancur Batu, Deli Serdang setelah ditembak OTK menimbulkan tanda tanya di sejumlah masyarakat khususnya warga Pancur Batu.
Apa motif dan Siapa Pelaku penembakan itu hingga kini masih simpang siur dan membuat sejumlah kalangan masyarakat bertanya-tanya.
Banyak asumsi dan dugaan korban tewas akibat dendam lama terhadap korban. Bahkan, ada juga yang menduga nyawa korban dihabisi oknum tertentu yang tidak senang dengan jabatan yang diemban korban setelah mantan Ketua KONI Pancur Batu itu bebas dari jeratan hukum pasca terlibat melakukan pembunuhan di Kutalimbaru pada tahun 2000 silam.
Dimana, korban yang telah bebas menghirup udara segar setelah menjalani hukuman selama 5 tahun itu langsung menduduki jabatan sebagai pimpinan di sejumlah organisasi dan kalangan LSM.
Seperti diketahui, Upeng yang baru 3 bulan lepas dari ruangan besi dikelilingi tembok (Rumah Tahanan) Tanjung Gusta itu telah menjabat sebagai Ketua Karang Taruna yang baru dilantik Bupati Deli Serdang, Amri Tambunan.
Bahkan, korban juga dipercayakan sebagai Ketua salah satu LSM, pengurus FKPPI Deli Serdang juga pengurus SPSI/ SPTI Kabupaten Deli Serdang. Selain itu, Upeng juga langsung membuka usaha Galian C di Kutalimbaru dan langsung mempunyai banyak konsumen yang membutuhkan bahan material.
Apakah jabatan yang diemban Upeng ada kaitannya dengan pembunuhan tersebut? Atau faktor dirinya membuka usaha galian sehingga merasa disaingi pengusaha lainnya?. Biarlah hukum yang bertindak dan ini semua kita percayakan kepada Polisi nantinya, ucap sejumlah keluarga korban saat ditemui di Pancur Batu, Kamis (26/7) siang sekira jam 11.00 wib.
Meski motif dan pelaku pembunuhan sudah seluruhnya dipercayakan kepada aparat Kepolisian, namun masih banyak dugaan bahkan tudingan dari pihak keluarga dan kerabat korban yang mengarah kepada oknum tertentu yang selama ini terlibat perselisihan dengan Upeng.
Seperti yang diungkapkan kerabat korban yang enggan namanya dikorankan, dirinya menduga sohibnya yang selama ini dikenal murah hati itu dibunuh oleh oknum yang dendam kepada korban. “Mungkin saja semuanya sudah diatur duluan. Baik dari setiap perjalanan korban dan lokasi pembunuhan sudah direncanakan di wilayah hukum Polsek Pancur Batu. Karena, bila benar nantinya aktor pembunuhan mantan Ketua KONI Pancur Batu itu dilakukan warga Deli Serdang ini, maka sudah pasti kedekatannya dengan pejabat Pemkab Deli Serdang dan Kepolisian Polsek Pancur Batu dimanfaatkan dengan menutupi kasus tersebut secara rapi,” ucapnya.
Oleh karena itu, diminta kepada aparat Kepolisian untuk serius mengungkap siapa pelaku dan aktor dibalik tewasnya Ketua Karang Taruna Deli Serdang itu. “Jangan pandang bulu dan pilih kasih siapapun nantinya orang yang terlibat dalam pembunuhan itu. Berikan sanksi sesuai hukum yang berlaku di negara kita ini,” jelas pria bertubuh tambun ini seraya berharap kasus tersebut dapat diungkap sesegera mungkin.
Sementara, Ramlan Sembiring alias Gringo (65) warga Desa Namo Gajah, Kecamatan Medan Tuntungan, salah seorang kerabat korban saat menjalani hukuman di Rutan Tanjung Gusta saat ditemui wartawan koran ini mengaku kaget saat mendapati kabar tewasnya Upeng karena ditembak mati.
Dimana, sepengetahuan pria yang sebelumnya satu sel dengan korban, selama menjalani hukuman akibat terlibat pembunuhan tahun 2000 silam, korban tidak pernah berselisih paham dan berprilaku baik juga sopan ke sesama napi di Rutan “raksasa” itu. Bahkan, dalam menjalankan sholat korban tidak pernah mau ketinggalan. “Sepengetahuan saya korban tidak punya musuh sebelumnya, selama di Rutan korban juga ramah dan rajin sholat makanya saya kaget dia tewas ditembak mati. Kalau masalah dendam peristiwa tahun 2000 silam itu rasanya tidak mungkin,” ucap Gringo.
BATAL DI OPERASI
Herman Naibaho (47) salah seorang rekan korban yang mengalami luka parah saat peristiwa penembakan Ketua Karang Taruna Deli Serdang akhirnya batal di operasi. Setelah dilakukan penelitian dan cek darah, Herman akhirnya di rawat di ruang VIP B RSUP H Adam Malik Medan yang ditangani dokter bedah plastik. Sesuai anjuran dokter luka di leher dan wajahnya (Herman) tidak dilakukan operasi. Hanya saja dia harus dirawat inap disini dan tetap dalam pengawasan dokter bedah plastik.
Terpisah, Humas RSUP H Adam Malik Medan, dr Sai’ri Saragih saat dikonfirmasi kru koran ini Kamis (26/7) sore membenarkan batalnya korban luka akibat serpihan peluru dan kaca moibil itu di operasi. Saat ini korban masih dirawat secara intensif di ruang VIP B RSUP H Adam Malik Medan dan dalam penanganan dokter bedah plastik untuk dilakukan penelitian setiap harinya. Untuk lebih jelasnya silakan wawancara langsung istrinya di ruang inap agar lebih jelas, ucap Sai’ri singkat.