LAPORAN : BAMBANG FRANSISCO – SUMBUL, TANAH KARO
SUMUTBERITA.com | Peduli akan pengungsi korban bencana erupsi Sinabung, Ketua DPRD Karo, Effendy Sinukaban bekerjasama dengan Yayasan Sejahtera Dan Mulia Jakarta, berdayakan para pengungsi membuat pupuk cair organik dan pestisida organik. Serta untuk memantabkan pelatihan itu lahan seluas 1 ha juga telah di sediakan pihak fasilitator yang selanjutnya hamparan lahan seluas 4 ha telah menanti di sekitar Berastagi.

“Pertanian organik adalah cara menanam tanaman secara alami dengan penekanan terhadap perlindungan lingkungan dan pelestarian tanah serta sumber air kita yang berkelanjutan,” ujar Effendy Sinukaban kepada wartawan disela pelatihan tersebut, Rabu (11/2) sekira jam 10.45 Wib di areal kebun bunga, Desa Sumber Mufakat, Kecamatan Kabanjahe.
Dikatakannya,” aspek yang perlu diperhatikan dalam sistem pertanian organik adalah pupuk organik dan
pestisida organik (nabati), karena dalam sistem pertanian pupuk dan pestisida merupakan sarana produksi yang utama setelah benih,” ujarnya.
Pengguanaan pupuk organik sangat menentukan arah sistem pertanian kedepannya, menjadi organik atau akan tetep menjadi pertanian konvensional, dalam hal konversi juga penggunaan pupuk organik akan menjadi hal yang perlu diperhatikan, untuk mengembalikan kesuburan tanah volume pupuk organik akan ditambah dengan tujuan untuk menyehatkan tanah dan membebaskan dari unsur residu.
Gagasan ini, berawal saat Yayasan Sejahtera Dan Mulia yang dipimpin Pdt Alaris Hutapea menyalurkan bantuan kepada pengungsi di Posko Gereja Adven Sumber Mufakat.
Kita sama-sama prihatin melihat kondisi para pengungsi yang sudah berbulan-bulan lamanya hidup serba terbatas di pengungsian. Kita tidak saja memikirkan soal logistik pengungsi, tapi jauh lebih penting lagi adalah sumber mata pencaharian mereka, untuk menghidupi keluarga dan lain sebagainya.
“Berangkat dari pengalaman Yayasan Sejahtera Dan Mulia, yang sudah melakukan pelatihan-pelatihan tentang pertanian (pemberdayaan petani) di sekitar Gunung Kidul, NTT, Gunung Merapi Yogyakarta, Gunung Bromo, Surabaya dan Madura, akhirnya kita satu visi melakukan pelatihan dan praktek langsung kepada para pengungsi Sinabung,” ujar Effendy Sinukaban.
Melalui teknik bervariasi seperti rotasi penanaman, pupuk hijau, dan kontrol pestisida biologi, petani organik dapat membuat tanah yang lebih baik dan memproduksi tanaman yang lebih sehat yang dapat memberi daya tahan terhadap penyakit maupun serangga. “Tanah Karo kaya akan sumber daya alam berupa limbah yang bisa diolah jadi pupuk,” ujarnya.
Jadi, untuk menghindari racun yang berbahaya, makanan organik menjadi makanan yang jauh lebih baik bagi vitalitas dan kesehatan kita. Tak diragukan lagi bahwa semakin banyak dokter yang merekomendasikan organik, pola makan nabati untuk meningkatkan kesehatan dan memulihkan diri dari penyakit kronis, tegasnya.
Manfaat lainnya, sambung Effendy Sinukaban, seandainya para pengungsi masih harus tinggal 3 bulan lagi, mereka bisa mempergunakan lahan yang ada bercocok tanam dengan keahlian yang sudah dimiliki. Karena, lahan pertanian yang ada di desa di sekitar Sinabung kemungkinan besar 2-3 tahun kemudian baru bisa dimanfaatkan.
Intinya, “transfer teknologi pembuatan pupuk organik dan bertani secara organik, jika pun nanti kondisi Sinabung sudah normal, mereka bisa pergunakan di kampung halamannya,” ujar Effendy Sinukaban.
Sementara Pdt, Ir Alaris Hutapea dari Yayasan Sejahtera Dan Mulia Jakarta, menambahkan bahwa para pengungsi akan diberikan bibit/benih, pupuk organik dan tenaga penyuluh serta lahan. Nanti, hasilnya diserahkan kepada para pengungsi peserta pelatihan yang berasal dari tiga desa, yakni Ujung Payung, Tigapancur, Cimbang dan seterusnya akan diperluas ke posko-posko pengungsian lainnya.
Pantauan wartawan, Instruktur Sutimin didampingi Melina, Pdt Lambok Purba memberikan pelatihan kepada puluhan warga pengungsi yang didominasi ibu-ibu rumah tangga mempraktekan cara pembuatan pupuk cair dan pestisida organik. Para pengungsi terlihat bersemangat dan sejenak melupakan bencana erupsi Sinabung.