TANAH KARO – SUMBER
Direktur Lembaga Pengkajian Otonomi Daerah Roy Fachraby Ginting SH M.Kn, meminta Gubernur Sumatera Utara, Ir. H T Erry Nuradi bersama 7 kepala daerah se – kawasan duduk satu meja untuk menuntaskan perbaikan, pelebaran dan pelurusan jalan Medan – Berastagi.
“Dalam upaya mengatasi persoalan ini, dinilai perlu dibuat jalan tembus dan jalan alternatif Medan – Berastagi via Saribudolok dan Kutarayat ke Telagah Langkat,” jelas Roy Fachraby Ginting kepada SUMUT BERITA, Rabu (4/1/2017) di Medan.
Dikatakan Roy, pelebaran dan pelurusan jalan Medan – Berastagi sudah sangat mendesak. Menurutnya, kemacetan selama ini telah merusak sendi – sendi perekonomian dan sosial rakyat di daerah 7 kawasan secara masif. Hal ini sudah sangat meresahkan rakyat.
“Ratusan ton sayur mayur serta buah – buahan rusak dan busuk akibat macet yang terjadi seharian. Kegiatan sosial, tugas serta aktivitas masyarakat terkendala, nyawa pasien dalam ambulans terancam di perjalanan. Disamping itu, rusaknya aktivitas masyarakat di 7 Kabupaten/Kota di Sumut dan Aceh,” papar Roy.
Dijelaskan, ketujuh kawasan tersebut diantaranya Deli Serdang, Simalungun Atas, Tanah Karo, Dairi, Pakpak Bharat, Kota Subulusalam, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara.
Bila perlu, kata dia, Gubsu bersama Bupati Langkat H. Ngogesa Sitepu SH, Bupati Deli Serdang H. Ashari Tambunan, Bupati Simalungun Dr. JR Saragih, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dan Bupati Pakpak Bharat Remigo Berutu, menghadap Presiden RI Joko Widodo.
“Tujuannya, untuk memperjuangkan jalan ini dan membangun jalur alternatif dan jalan tembus. Bila perlu, dibangun jalan tol lingkar 7 kawasan Kabupaten/Kota potensial ini,” jelas Dosen dan Staf pengajar di Fakultas Ekonomi, Teknik dan Pertanian USU ini.
Menurut Roy, alternatif yang paling cepat untuk menuntaskan persoalan jalan ini yakni dengan melakukan pelebaran, pelurusan dan perbaikan jalan Medan – Tanah Karo hingga perbatasan Aceh Tenggara dan Aceh Selatan.
Disamping itu, kata dia, perlu dihidupkan jalan alternatif Medan – Lubuk Pakam – Gunung Meriah keluar di Saribudolok dan Simpang Sinaman. Jalur Barusjahe ke Sembahe tembus ke jalan Delitua Medan atau Berastagi ke Sibayak dua tembus Sembaikan ke Tuntungan dan pengaspalan jalan tembus Lau Kawar ke Kutarayat tembus Telagah ke Binjai dan Medan.
Lebih lanjut dikatakan, pembangunan jalan tol perlu dipikirkan untuk penyelamatan kawasan Tahura Bukit Barisan sebagai paru – paru dunia. Dengan demikian, ia meyakini perambah hutan di sekitar jalan Medan – Tanah Karo dapat ditertibkan.
Disampaikan juga, Bupati Deli Serdang H. Ashari Tambunan sudah beberapa kali melihat dan merasakan langsung macet tersebut. Dirinya juga sudah melaporkan aksi perambahan hutan Tahura Bukit Barisan kepada Kepala Dinas Kehutanan Sumut Halen Purba. Hal ini, kata dia, sudah sangat mengancam runtuh dan longsornya jalan Sembahe ke Tongkoh.
“Perambahan hutan Bukit Barisan di sepanjang jalan bisa kita saksikan secara kasat mata. Ini akan menimbulkan bencana besar longsor dan tebing jalan Sembahe hingga Tongkoh. Ini rentan runtuh dan kita bertanya dimana Dinas Kehutanan, Kementerian Kehutanan dan Polisi Kehutanan,” ungkap Roy merasa prihatin.
Ia menegaskan, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) 7 kawasan, harus pro aktif dan membuka mata dan hati untuk menuntaskan persoalan jalan ini ke Pemerintah Pusat untuk segera dibenahi.
“DPRD Sumut dibawah kepemimpinan Wagirin Arman, Ruben Tarigan, Harahap Parlinsyah dan para kepala daerah di 7 kawasan perlu dikordinir Gubsu H T Erry Nuradi untuk bersama – sama berjuang menuntaskan persoalan jalan yang menjadi urat nadi perekonomian masyarakat 7 daerah kawasan strategis itu,” tutup Roy.
- PARDI SIMALANGO/REL