Bertova :”Jenggih Surbakti di tuding bayar Preman melakukan penganiayaan..”
LAPORAN : JHON – KABANJAHE

Jajaran Pemkab Karo kini tercoreng. Betapa tidak, Drh.Jenggih Surbakti (56) selaku Kepala Dinas Perternakan dan Perikanan bukan hanya hewan sesuai titel yang di pegannya namun pria gaek berumur 56 tahun-an bermukim di Perumahan Graha Mandala ini juga “Menyuntik” alias meniduri mantan Bendaharanya Sriwita Maha (33) alias mamak Teven Manihuruk hingga mempuyai keturunan satu anak. Akibat perbuatan bejat sang dokter hewan “Suntik” bawahan membuat rumah tangga mantan Bendaharanya berantakan bahkan berujung dengan perceraian di Pengadilan Negeri Kabanjahe.
“Baru satu bulan putusan Pengadilan Negeri Kabanjahe hasil perceraian kami, namun aku minta banding, karena permasalahan ini akan tetap aku tuntut ke jalur hukum akibat perbuatan ulah keji /kejam yang tidak terpuji seorang Kepala Dinas sehinga rumah tangga kami berantakan kayak begini,” kata Bertova Simanihuruk.
Hal diatas diceritanya, Senin (16/7) sekira pukul 17:00 Wib di Kediamannya Jalan Katepul Kabanjahe. Bertova Simanihuruk, SS (38) selaku suami Sriwita menuturkan lagi bahwa, kecurigaan selama ini sudah ada atas perilaku istrinya yang drastis berubah. Kecerugiaan makin terkuak ketika istri Kepala Dinas Peternakan/Perikanan, Rode Juliani Br Sembirng meneponinya untuk bertemu ada sesuatu yang perlu di bicarakan.
“Bisa kita ketemu, kam suami Sriwita kan, biar kita curhat nampaknya ada sesuatu yang di sembunyikan suamiku terhadap seorang perempuan satu kantornya, aku tunggu kam di toko pakan ternak kami di simpang empat kota Kabanjahe, setelah bertemu istri Jenggih, kami tukar pikiran bahwa mereka berdua sering jalan-jalan ke Medan sembari makan bareng dan pernah membeli pakan ternak kelinci di Daerah Berastagi, ” ungkap Bertova menirukan perbincangan kala itu dengan istri Jenggih.
Selain itu tahun berganti tahun, masih di beberkan pria yang juga pengurus Gereja ini, sejak pertengahan Tahun 2010 permaslahan makin memanas ketika pernah kedapatan isi pesan singkat yang masuk ke ponsel milik istrinya berisikan tulisan,” Dimana Hotelnya, lalu aku tanya namun, mamak Teven bilang itu Superpasiku..secara perlahan aku desak akhirnya dia mengaku bahwa yang SMS itu dari Pak Jenggih selaku Kepala Dinasnya mau ke ketemuan salah satu Hotel mewah di Kota Medan.
Dan yang lebih menyakitkan lagi ungkap Bapak Teven, setelah permasalahan ini agak dingin dahulu berkisar 5 Tahun lalu mamak Steven bersedia bersumpah diatas alkitab seolah-olah bersih buah hasil perselingkuhan dengan Kepala Dinas bahwa bayi ketiga yang di kandungnya adalah bukan hasil hubungan gelap mereka. Namun, sekarang terlihat di sebuah rumah kontrakkan Jalan Sanatorium Simpang Enam Kabanjahe lebih sering di jenguk oleh Jenggih Surbakti sembari memberi bafkahnya.
Cerita panjang dibeberkan bapak Teven kepada wartawan M24 di kediamannya berakhir dengan jelas terkuaknya kisah perselingkuhan mereka, Minggu (15/7) Malam sekira pukul 22:45 Wib ketangkap tangan dan berdebatan mulut terjadi hingga berujung ke penganiyaan ketika Jenggih datang dengan mengendarai mobil Dinas plat Merah bernopol BK 8182 S, menurunkan istrinya beserta 3 anak-anaknya, Steven Manihuruk (9) dan Natan Manihuruk (7) serta Raynata Manihuruk (5). Karena, ungkapnya lagi hari Senin sampai Kamis anak-anak memang tingal di rumah, dan hari Jum’at sampai minggu meraka ama istriku. Mungkin semalam mereka mengantarkan anak-anak ke rumah, inilah Tuhan maha Adil memberi jalan terbaik sehingga terbongkar semua kedok yang selama ini aku curigai,” kata Bapak Teven.
“Perasaanku di Gereja tadi memang gelisah, pas aku mau ke rumah aku lihat mobil Dinas Plat Merah 8182 S parkir di depan rumahku, lalu ku hampiri aku lihat Jenggi di dalam mobil dengan mengunakan Celana Pendek, turun kau sekarang terbukti sudah kau selingkuh dengan istriku, gara-gara kau rumah tangga kami sudah berantakan, ” kata Bertova sembari mengatakan datang tiba-tiba pria langsung memukul mukannya dan mencekik lehernya sehingga Jenggih pergi meningalkan kami yang telah di kerumuni warga sekitar.
“Pas aku suruh turun Jenggih dari mobil Dinas dan terjadi perdebatan mulut secara tiba-tiba datang dari belakang pria bernama Teger Bangun dan langsung memukul aku, serta mencekik leherku sehingga aku sempat sempoyongan, ketika itulah Jenggih pergi dan aku di lepaskan oleh mereka,” ucap pria berdarah Batak ini.
Merasa dirinya telah dianiya dengan indikasi atas suruhan Jenggih sehingga berujung di Mapolres Karo, Selasa (16/7) dengan kasus penganiyaan yang di lakukan Teger Bangun Warga Jalan Veteran, Gang Kalihara Kabanjahe dengan nomor STPL 622/VII/SU/2012/RES.T.KARO.
Kapolres Tanah Karo AKBP Marcelino Sampouw SH,Sik MT melalui Kasubag Humas AKP Sayuti Malik tidak bersedia mengangkat ponselnya walaupun nada masuk terdengar. Selasa (16/7) sekira pukul 20:00 Wib.