TANAH KARO – SUMBER
Calon Bupati Karo nomor urut 1, Heben Heser Ginting A.Md SE bersama Pengurus Cabang (PC) FKPPI 0205/TK dan Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Kab. Karo, menggelar ziarah tabur bunga di Makam Pahlawan Kabanjahe, Selasa (10/11/15). Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Pahlawan Nasional.
Turut hadir diantaranya, Ketua PC FKPPI 0205/TK Adil M Sembiring, Dan Kosatgasda PC FKPPI 0205/TK Andicha KP Sembiring, Ketua PC PPM Kab. Karo Lia Hambali, sejumlah anggota LVRI Kab. Karo diantaranya Jina br Tarigan, H.M. Ganti Surbakti dan Telagah Tarigan serta tamu undangan lainnya.

Usai menggelar upacara singkat dan doa bersama, rombongan calon bupati Karo yang berpasangan dengan Drs. Ngadep Tarigan ini melaksanakan pembersihan makam pejuang dan melakukan ziarah tabur bunga.
Dalam sambutannya, Heben Heser Ginting menyampaikan, dalam rangka peringatan Hari Pahlawan Nasional ini, pihaknya selaku generasi berikutnya harus mengenang perjuangan para pahlawan terdahulu. Pemuda Karo, kata dia, dikenal gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan terdahulu.
Hal ini ditandai dua peristiwa besar yang membuktikan kualitas perjuangan Kalak Karo. Pertama, kewalahannya Belanda di perkebunan Tembakau Deli. Kedua, keperkasaan Pemuda Karo dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia dalam peristiwa Agresi Militer Belanda.
Keberanian orang Karo juga memiliki bukti otentik yakni Makam Pahlawan Kabanjahe yang merupakan salah satu makam pahlawan terbesar di Indonesia, dimana sebagian pemuda Karo yang gugur disemayamkan.
Dikatakan anak pejuang itu, kegigihan para pejuang yang tidak pernah “GENTAR” inilah yang menjadi inspirasi bagi pihaknya untuk membangun Taneh Karo Simalem dengan berani dan memimpin masyarakat Karo menuju tatanan masyarakat yang berkualitas dan bersahaja.
“Kita harus mengembangkan jiwa patriotisme yang telah dilakukan oleh para pendahulu kita. Dimasa mereka adalah untuk merebut kemerdekaan, tapi kita sekarang mengisi kemerdekaan. Dalam hal ini, untuk mengisi kemerdekaan di Tanah Karo, rakyat harus disejahterakan dengan hal-hal yang bertalian langsung dengan kesejahteraan rakyat Karo,” ungkap Heben Heser.
Untuk itu, kata dia, pihaknya selaku paslon bupati Karo nomor urut 1 mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada LVRI yang telah menyempatkan diri untuk hadir dalam gelaran tabur bunga tersebut. “Ajaran para veteran masih sangat kita butuhkan sebagai modal untuk memimpin Karo. Mari sipersada arih muat simehuli,” serunya.
Menanggapi itu, salah seorang veteran H.M. Ganti Surbakti meminta agar generasi saat ini dapat mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih dengan susah payah tersebut. “Memang penjajahan terhadap bangsa ini seperti dulu sudah usai. Isilah kemerdekaan dengan nilai-nilai yang positif. Jangan teteskan air mata, tapi teteskanlah mata air. Teruskanlah perjuangan kami,” pungkas Surbakti.
Pemkab Karo Sepelekan Hari Pahlawan Nasional
Heben Heser Ginting menyebut, dalam beberapa kesempatan pada peringatan Hari Pahlawan Nasional di Karo, pihaknya melihat sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo sudah sampai ke titik menyepelekan.
Alasannya, menurut dia, dalam peringatan Hari Pahlawan Nasional setiap tahunnya, Pemkab Karo sama sekali tidak menunjukkan persiapan yang matang. Harusnya, kata dia, seminggu sebelum tanggal 10 November, persiapan-persiapan sudah dilakukan misalnya melakukan pembersihan makam dan lokasi di sekitar makam.
“Tadi kita lihat langsung kalau makam itu masih semak. Kita sudah lakukan pembersihan sebisa kita. Artinya, kalau saya lihat, carenya Pemda terhadap perjuangan itu sangat-sangat minim. Kaitannya, ketika kita tidak menghargai pejuang kita, bagaimana kita bisa memperjuangkan hal-hal yang dibutuhkan Tanah Karo kedepan,” cetusnya.
Ia meminta para veteran diberikan penghargaan (reward), agar para pejuang berbesar hati. Sebab, kata dia, kebersamaan bersama para veteran masih sangat diinginkan lebih lama lagi. Karena, masih banyak nilai-nilai positif yang diberikan oleh mereka.
“Saya fikir nilainya nggak seberapa lah. Berapa lagi pejuang kita disini. Kalaupun seandainya diberi bingkisan senilai Rp 500 ribu atau Rp 1 juta saja, itu sudah menjadi surprise yang luar biasa bagi mereka. Uang itu relatif. Dibandingkan proyek-proyek yang dibagi ratusan miliar yang tidak jelas juntrungannya. Ini harus di revitalisasi,” cetusnya.
- PARDI