SUMUTBERITA.COM, Karo – HIV/AIDS menjadi salah satu tantangan dunia medis yang masih sulit ditangani. Kesadaran akan informasi mengenai penyakit AIDS yang disebabkan virus HIV, masih kurang dipahami secara mendalam oleh banyak orang. Dampak penyakit ini masih perlu pemahaman yang mendalam.
Arahan ini disampaikan oleh Bupati Karo Terkelin Brahmana SH didampingi Ketua TP PKK Kabupaten Karo Ny. Sariati Terkelin Brahmana pada peringatan Hari AIDS Sedunia tahun 2019 yang digelar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo di halaman Kantor Bupati Karo, Kamis (5/12/2019).
Acara ini dihadiri Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan drg. Irna Safrina Sembiring Meliala, Kadis Perijinan Almina Bangun, Kadis PMD Abel Tarawai Tarigan, Direktur RSU Kabanjahe dr. Arjuna Wijaya Bangun dan Kepala Poli Voluntary Counseling and Testing (VCT) RSU Kabanjahe Terkelin br Tarigan.
Disampaikan, peringatan ini mengambil tema, “Bersama Masyarakat Meraih Sukses”. Ia menjelaskan, masyarakat dalam tema ini diartikan sebagai salah satu stakeholder yang berperan penting dalam penanggulangan HIV/AIDS. Peran masyarakat tentunya menjadi strategis untuk terlibat serta aktif dalam upaya ini.
“Tema ini sudah tepat, dimana ada dua kata kunci yakni masyarakat dan sukses. Sukses dimaksud dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Untuk itu, harus dicapai dengan konsep ‘3 Zero’ yaitu tidak ada lagi infeksi baru HIV, tidak ada lagi kematian yang disebabkan AIDS, serta tidak ada lagi stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV/AIDS,” jelas Terkelin.
Oleh karena itu, kedepan ia meminta Dinas Kesehatan dan dinas terkait untuk terus melakukan sosialisasi metode Suluh, Temukan, Obati, dan Pertahankan (STOP). Hal ini dimaksudkan agar setiap tahun saat peringatan Hari AIDS Sedunia, angka Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA), berkurang.
Kadis Kesehatan drg. Irna Safrina Sembiring Meliala menambahkan, salah satu upaya peningkatan kewaspadaan akan HIV/AIDS adalah dengan menjadikan 1 Desember sebagai Hari AIDS Sedunia. Menurutnya, saat diperingati, tanpa disadari telah menumbuhkan kesadaran terhadap bahaya penyebaran AIDS di tengah masyarakat. Pasalnya, kata dia, sejak tahun 2015 lalu, kematian ODHA sudah ada di Karo.
“Cara lain yakni dimulai dari individu dan kelompok terkecil keluarga. Hal ini dapat diupayakan dengan mewujudkan ketahanan keluarga dan melalui kelompok masyarakat dapat lebih peka dengan lingkungan sekitar melalui kelembagaan Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW),” ungkap Irna.
Dalam kesempatan ini, Kepala Poli VCT RSU Kabanjahe Terkelin br Tarigan mengungkapkan data jumlah kasus HIV/AIDS di Karo mulai tahun 2015-2019. Dipaparkan, tahun 2015: HIV sebanyak 15 kasus dan AIDS 1 kasus, tahun 2016: HIV 102 kasus dan AIDS 17 kasus, tahun 2017: HIV 97 kasus dan AIDS 27 kasus, tahun 2018: HIV 91 kasus dan AIDS 36 kasus, tahun 2019: HIV 83 kasus dan AIDS 17 kasus.
“Untuk penderita HIV/AIDS yang meninggal dunia dalam kurun waktu 2015 sampai 2018 berdasarkan data yang tercatat mencapai 34 orang. Sedangkan untuk tahun 2019 tercatat 5 orang. Mayoritas penyebaran HIV/AIDS ini akibat seks bebas. Ini didominasi oleh laki-laki, sehingga tingkat kematian paling banyak adalah laki-laki,” jelas Terkelin.
Sementara, untuk mengkampanyekan bahaya HIV/AIDS, Bupati Karo didampingi Ketua TP PKK Karo menggelar konvoi dengan mengendarai mobil ambulance diikuti 26 kendaraan lainnya. Konvoi ini mengambil rute start dari Kantor Bupati Karo menuju Kota Berastagi sambil membagikan baju kaos, brosur dan bunga di jalan.
- PARDI SIMALANGO