LAPORAN : PARDY SIMALANGO – KABANJAHE
Seputar penyekapan dan penyiksaan anak bernama Tiara Angelinta br Sembiring (8) warga Jalan Mariam Ginting, Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo yang merupakan anak kandung dari Ketua FKPPI 0205/TK Adil Sembiring oleh dua orang pegawai Indomaret di Simpang Enam, Kabanjahe, Sabtu (27/7) sekira jam 12.00 Wib lalu hingga saat ini masih dalam tahap pemeriksaan.
Kanit PPA Polres Tanah Karo Iptu Waskita Sembiring, SE ketika dikonfirmasi terkait hal ini kepada kru SUMUTBERITA.com mengatakan bahwa korban Tiara dan Ibunya Talenta br Bangun (39) telah dilakukan pemeriksaan guna dimintai keterangan. Sementara, dua orang pegawai Indomaret telah dilakukan pemeriksaan dan CCTV yang berada di ruangan tersebut juga telah diperiksa.
“Sesuai hasil pemeriksaan di dalam rekaman CCTV yang berada di ruang Indomaret tersebut, setelah diputar tayangan ulangnya, anak itu tidak benar dianiaya oleh pegawai itu. Dan ternyata, sesuai hasil rekaman itu anak tersebut melakukan pencurian di Indomaret, makanya saat itu anak itu sempat ditanyai oleh pegawai Indomaret itu,” ujar Waskita.
Pun demikian, katanya, hasil rekaman CCTV yang telah diputar tersebut belum dapat dipastikan langsung kebenarannya karena bisa saja hasil tersebut direkayasa. “Mengantisipasi hal itu, kita akan memanggil tim ahli untuk memastikan kebenaran dari isi rekaman CCTV itu, dan nanti kita akan mengetahui kebenarannya, karena bisa saja isi rekaman itu telah di edit,” ujar Waskita yang mengaku akan pindah tugas ke Polsekta Berastagi dan akan menjabat sebagai Wakapolsekta Berastagi dalam waktu dekat ini.
Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, seperti yang diutarakan Tiara, kejadian tersebut terjadi akibat hal sepele, hanya karena ia kekurangan uang belanja berjumlah Rp 5 ribu saat membeli dua botol minuman. Akhirnya ia membuat pengaduan ke Unit SPKT Polres Tanah Karo didampingi orang tuanya Talenta br Bangun (39), Sabtu (27/7) sekira jam 16.15 Wib.
Diutarakan korban, kejadian yang menimpanya tersebut, berawal saat sepulang sekolah ia langsung menuju rumah untuk mengganti pakaiannya dan hendak kembali ke sekolah untuk latihan drum band menjelang pawai pada tanggal 17 Agustus mendatang.
“Siap ganti baju di rumah, aku mau berangkat ke sekolah untuk latihan drum band. Sebelum berangkat, aku beli minuman dulu ke Indomaret di Simpang Enam untuk minuman ku di sekolah saat latihan. Sampai di Indomaret, ku ambil dua minuman botol terus ku bawa ke kasir, uang ku cuma Rp 16 ribu. Waktu ku bawa minuman itu, di bilang kasirnya uang ku kurang Rp 5 ribu, tapi aku tahu berapa harga minumannya semua,” ujar anak yang saat ini bersekolah di SD Negeri 8 Kabanjahe ini sembari meneteskan air mata.
Namun, katanya, karena kekurangan uangnya sebanyak Rp 5 ribu itu, akhirnya ia dibawa oleh dua orang pegawai Indomaret ke bagian gudang belakang dan ia pun disekap serta disiksa. “Di gudang itu aku di tampar pegawainya itu. Mereka ada dua orang dan ada juga yang mencakar, mencubit kaki dan tangan ku serta menjambak rambutku,” tambahnya lagi sembari gemetaran.
Lanjut dikatakannya, dirinya disekap dan disiksa mulai jam 12.00 Wib sebelum akhirnya ia di antarkan pegawai Indomaret tersebut ke rumah orang tuanya. Namun, setelah cukup lama mendapat siksaan dari pegawai tersebut, anak ini sempat dibawa keliling-keliling oleh mereka. Diduga, hal ini untuk menghilangkan rasa takut dan trauma yang sudah sempat dialami oleh anak itu.
“Tepat jam 16.00 Wib, anak ku diantar oleh dua orang pegawai Indomaret ke rumah kami. Pada saat itu saya sempat curiga melihat keadaan anak saya karena saya melihat dia pucat dan menangis serta di bagian tangan dan kakinya terdapat luka cakar. Saya pun bertanya ke pegawai Indomaret itu, ‘Dari mana anak saya ini kalian bawa?, lalu dijawab pegawai itu, ‘Anak Ibu ini tadi beli minuman di Indomaret, uangnya kurang Rp 5 ribu, jawab mereka.
Saat itu, korban langsung menceritakan kejadian yang menimpanya kepada Ibunya, “Tadi aku ditahan orang ini di gudang Indomaret itu mak karena kurang uang ku Rp 5 ribu waktu beli minuman untuk latihan di sekolah. Aku dimarahinya, dicakar, dijambak, sama ditampar orang itu. Lihat min tangan sama kaki ku ini udah berdarah,” ujar anak itu sembari menangis dan menunjuk luka cakar di kaki dan tangannya.
Melihat itu, seketika orang tua anak itu (Talenta) marah. “Jadi kalau cuma karna kurang uangnya saja anak ku ini, kenapa harus kalian tahan dan siksa dia, kan bisa gak usah kalian kasih minuman itu?,” ujarnya menirukan perkataannya kepada kedua pegawai itu saat itu. Namun, dengan mudahnya pegawai tersebut menjawab, “Itulah buk, biar ibu tahu aja gimana kelakukan anak ibu,” ujar kedua pegawai itu dan meninggalkan rumah orang tua korban.
Tak tahan melihat kondisi anaknya saat itu, Talenta pun membawa anaknya itu ke RSU Kabanjahe untuk berobat dan visum. Setelah kondisi anaknya memungkinkan, Talenta membuat laporan pengaduan atas kejadian tersebut ke Unit SPKT Polres Tanah Karo yang tertuang dalam Nomor: STPL/582/VII/2013/SU/RES T.KARO a/n pelapor TALENTA BR BANGUN.