SUMUTBERITA.COM, Karo – DPRD Karo menggelar rapat paripurna istimewa dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Karo ke-74 Tahun 2020 di ruang rapat paripurna DPRD Karo, Jalan Veteran Kabanjahe, Jumat (6/3/2020).
Rapat paripurna ini dihadiri seluruh OPD Kabupaten Karo, Forkopimda, Veteran, anggota DPR RI Bob Andika Mamana Sitepu, anggota DPRD Sumut Sumihar Salmon Sagala SE, beberapa undangan dari kabupaten tetangga serta dan masyarakat Karo.
Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dalam sambutannya yang disampaikan oleh Wakil Bupati Karo Cory Sriwati br Sebayang mengatakan bahwa masalah masa lalu sebuah mata rantai sejarah. Ia meminta agar ini dijadikan sebagai pondasi yang sangat bernilai dan sebagai referensi untuk masa kini dan masa depan.
Dengan demikian, kata dia, setiap etape perjalanan kehidupan selalu bermakna karena mampu memberikan jawaban atas persoalan kekinian serta responsif dengan tantangan kedepan. “Caranya dengan menjadikan Hari Jadi Kabupaten Karo sebagai sebuah inspirasi dan motivasi untuk mengisi kembali setiap detik perjuangan kehidupan daerah ini dengan karya dan prestasi,” jelas Cory.
Sementara, Sekretaris DPRD Karo Petrus Ginting memaparkan sejarah singkat Hari Jadi Kabupaten Karo. Disampaikan, berakhirnya era pemerintahan swapraja di Sumatera Timur setelah peristiwa revolusi sosial 3 Maret 1946, maka tamatlah riwayat kekuasaan kaum bangsawan feodalistik di kawasan ini.
Kedudukan raja, sultan dan para Sibayak diambil alih oleh Volks Front atau persatuan perjuangan. Banyak keluarga mereka dibunuh dengan tragis, harta kekayaan dirampas tidak diketahui rimbanya, istana megah dirampas dan dibakar. Mungkin salah satu kini yang bisa kita nikmati kemegahan tersebut adalah istana Maimon, tempat bertahtanya Sultan Deli.
Bekas wilayah kekuasaan swapraja ini kemudian menjelma menjadi kabupaten. Kabupaten Karo sekarang adalah bekas Residen Simalungun en Karolanden. Pasca revolusi, dataran tinggi Karo berubah menjadi sebuah Kabupaten Karo pada tanggal 8 Maret 1946. Lima hari setelah meletusnya revolusi sosial 3 Maret 1946.
Kepala pemerintahan swapraja, Ngerajai Meliala diasingkan terlebih dahulu dan seluruh keluarga bangsawan dan para Sibayak ke Aceh Tengah. Barisan pemuda Indonesia pimpinan Tama Ginting kemudian membentuk sebuah Kabupaten Karo beribukota Kabanjahe 8 Maret 1946 dengan bupati pertama Rakoetta S Brahmana.
Aneh memang, sejak terbentuk menjadi kabupaten, mungkin Kabupaten Karo salah satunya kabupaten dan kota yang tidak pernah merayakan hari jadinya seperti kabupaten kota lainnya di Indonesia. Berkali-kali lima bupati terdahulu memprakarsai sebuah usaha seminar ilmiah, tetapi tidak menemukan titik temu hari jadinya.
Konflik kepentingan, serta unsur subjektifitas selalu saja mempengaruhi orang-orang tertentu demi kepentingan eksistensi historisnya. Bertolak dari pengalaman empirik masalah ini, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH dan wakilnya Cory Sriwati Sebayang akhirnya mengundang akademisi yang berkompetensi untuk mengkaji dan meneliti ulang kajian historis ini.
Menyerahkan ke program Magister Sejarah dan Departemen S1 Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya USU. Akhirnya, selama dua hari tepatnya 24-25 Agustus 2017 seminar di Hotel Internasional Sibayak Berastagi, semua nara sumber memahami peristiwa sejarah ini.
Berdasarkan kesepakatan bahwa terdapat dua alternatif pilihan yakni sebelum ataupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Namun peserta seminar sepakat bahwa penetapan Hari Jadi Kabupaten Karo ditetapkan setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Sidang yang penuh dinamika akhirnya mengerucut pada tiga opsi yakni 8 Maret 1946, 9 April 1946, dan 18 April 1946 yang masing-masing memiliki argumentasi uraian historis sosio kultural, nasionalisme dan heroisme perjuangan rakyat Karo.
Akhirnya, berdasarkan nilai-nilai heroisme dan patriotisme, peserta seminar menyepakati secara aklamasi penetapan Hari Jadi Kabupaten Karo ditetapkan pada tanggal 8 Maret 1946.
- PARDI SIMALANGO