MEDAN – SUMBER
Dua hari dalam pencarian, akhirnya jasad bocah yang diketahui bernama Mulia Wijaya Simarmata (7) yang ditabrak kereta api (KA) di Jalan Pelikan Ujung/Pasar 7 Tembung, Percut Sei Tuan, yang datang dari Kulanamu menuju Medan, akhirnya ditemukan warga di Sungai Bagan Percut, Kecamatan Percut Sei Tuan, Senin (5/10) pagi.
Kini jenazah bocah kelas 1 sekolah dasar (SD) itu sudah disemayamkan di rumah orangtuanya di Jalan Tirtosari Ujung, Medan Tembung dan selanjutnya akan dimakamkan. Informasi dihimpun wartawan di lokasi penemuan dan rumah duka, bocah tersebut diketahui ditabrak KA pada Sabtu (3/10) siang, lalu jasadnya terpental ke sungai. Petugas Polsek Percut Sei Tuan dibantu tim SAR Kota Medan dan warga sekitar melakukan pencarian jasad Mulia di sepanjang aliran sungai. Sabtu malam jasad bocah itu tak juga ditemukan hingga malam.
Minggu pagi polisi, tim SAR dan warga kembali melakukan pencarian hingga ke sungai Bagan Percut. Namun hingga malam tak juga membuahkan hasil. Senin sekira pukul 08.00 WIB, jasad bocah SD tersebut ditemukan oleh nelayan setempat di pinggiran laut. Nelayan itu membawa jasad ke rumah warga yang berada di pinggiran sungai Bagan Percut.
Atas penemuan itu, warga melaporkannya ke Polsek Percut Sei Tuan dan diteruskan ke orangtua Mulia Wijaya Simarmata. Selanjutnya kedua orang tuanya, Tamba Simarmata (36) dan Br Siburian (38) datang ke daerah Bagan, guna menjemput jasad anak mereka. Setelah itu jasad Mulia dibawa ke rumah duka.
Menurut keterangan dari kerabat orangtua bocah malang itu, M Manullang (54) ketika diwawancarai di rumah duka mengatakan, Mulia merupakan anak pertama dari 4 bersaudara, dan ia memiliki 1 adik perempuan. Diungkapkannya, Mulia seperti biasanya diantar ayahnya ke sekolah dengan mengendarai sepedamotor.
“Bocah itu bersekolah di Budi Luhur Jalan Mandala By Pass. Namun karena sekolahnya di rehab sejak masuk sekolah ajaran baru pada Agustus, seluruh murid dipindahkan ke sekolah Trisakti Jalan Kenari Perumnas Mandala. Disitu Mulia setiap pagi diantar ayahnya ke sekolah dengan mengendarai sepedamotor, melalui Jalan Pelikan Ujung.
Biasanya sewaktu sekolah Senin-Jumat, murid yang tidak dijemput akan ditahan di sekolah, menunggu di jemput keluarganya,” katanya.
Lanjutnya, jika Sabtu pulang sekolah, murid dipersilahkan pulang dengan dijemput atau pulang sendiri. Saat itu ayah Mulia sedang bekerja, sekira pukul 11.00 WIB bocah tersebut pulang sendiri dengan berjalan kaki sembari menangis, melewati jalan yang biasa dilaluinya bersama ayahnya.
“Ketika itu teman satu sekolah Mulia mengatakan ke ibunya, jika ia pulang seorang diri ke arah sungai. Ibunya langsung mencarinya. Hari mulai sore, keluarganya dan warga mendapat informasi jika ada bocah SD yang ditabrak KA dan terpental ke sungai. Namun informasinya simpang siur. Esok hari keluarga membuat pengumunan anak hilang di seputaran rel KA, karena merasa jika yang ditabrak KA anak mereka.
Namun semua terungkap setelah jasad ditemukan, yang merupakan jasad Mulia. Bocah malang itu biasanya kalau pulang sekolah selalu mengerjakan PR sembari menemani ibunya berjualan kopi di depan rumah. Ia anak yang rajin dan sopan terhadap warga sekitar. Jasad bocah itu hari ini dimakamkan di TPU Jalan Penguin 9 Perumnas Mandala, Percut Sei Tuan,” tutupnya.
Kapolsek Percut Sei Tuan Kompol Rudi Silaen SH SIK ketika dikonfirmasi mengatakan, selama 2 hari mereka bekerjasama dengan tim SAR kota Medan melakukan pencarian.
“5 personil tim SAR turun melakukan pencarian jasad bocah itu. Alat yang digunakan berupa 1 perahu karet dan 2 penyelam. Senin pagi jasad sudah ditemukan warga. Koni jasad sudah dibawa ke rumah duka dan selanjutnya akan dimakamkan,” ujarnya.
- DEDI