Danyonif 125/Si’mbisa : Itu Bukan Anggota Saya, Tapi Anggota Dandim

TANAH KARO – SUMBER
ILUSTRASI : Stop Intimidasi Terhadap Pers. SUMBER/Int
ILUSTRASI : Stop Intimidasi Terhadap PERS. SUMBER/Int

Seorang oknum TNI mengintimidasi belasan jurnalis saat hendak melakukan peliputan di RS Efarina Etaham Berastagi, Rabu (24/2/16) kemarin.

Oknum tersebut dengan tegas melarang para awak media saat hendak mengabadikan gambar 13 orang korban peristiwa ledakan di areal terowongan proyek PLTA PT. Wampu Elektrik Power (WEP) di Desa Rih Tengah, Kec. Kutabuluh.

Aksi intervensi oknum kesatuan samping itu berawal ketika sejumlah mobil pick up jenis double cabin tiba di halaman RS Efarina Etaham yang mengangkut para pekerja yang merupakan korban ledakan.

Dengan dibantu satpam yang bertugas di rumah sakit milik kampiun Bupati Simalungun itu, oknum TNI tersebut lantas menghalau belasan jurnalis dan menghalang-halangi para awak media saat hendak mengambil gambar.

“Hoii, jangan di foto-foto, ini cuma kecelakaan biasa saja. Simpan kamera kalian itu. Tidak usah di foto-foto. Kalau kalian foto, nanti kami yang kena. Ini perintah pimpinan. Nanti kita koordinasi. Hubungi saja saya nanti,” ujar oknum TNI itu.

“Udahlah, nggak ada apa-apa. Itu nggak penting. Masih bisa kok kita koordinasi. Ini cuma kecelakaan kerja saja. Bisa kan?,” katanya lagi dengan entengnya.

Kontan saja, aksi tersebut mengejutkan para ‘kuli tinta’. Belasan jurnalis lantas melayangkan protes kepada oknum tersebut. Oknum yang belakangan diketahui berasal dari kesatuan Batalyon 125/ Si’mbisa itu tetap bersikukuh melakukan pelarangan.

“Kami tidak tahu apa sebab oknum itu melarang kami meliput para korban. Tanpa alasan yang jelas, dia langsung menutup-nutupi kamera kami. Pas kami lihat baju dinasnya, di papan namanya tertulis NAWAWI,” ujar seorang jurnalis berinisial RP.

Amatan wartawan, saat para korban luka bakar dibawa ke ruangan di RS Efarina Etaham, belasan oknum TNI juga terlihat di setiap titik rumah sakit, layaknya sedang berjaga-jaga.

Sementara, Dandim 0205/TK Letkol (Inf) Agustatius Sitepu yang tiba di halaman RS Efarina Etaham mengaku tidak mengetahui tindakan yang dilakukan oknum TNI tersebut.

“Siapa yang melarang itu?. Coba tanyakan langsung sama dia, apa alasan dia melarang kalian meliput. Yang jelas, saya tidak kenal sama dia, itu bukan anggota saya,” tegas Sitepu.

Kesan lempar tanggung jawab juga ditunjukkan oleh Komandan Batalyon (Danyon) Infanteri 125/Si’mbisa, Mayor (Inf) Kohir, saat dihubungi awak media ini melalui sambungan selulernya, Jumat (26/2/16) sekira pukul 18.06 WIB.

Ia juga membantah jika oknum yang mengenakan seragam TNI yang menghalangi tugas belasan jurnalis di RS Efarina Etaham saat hendak meliput korban ledakan di terowongan proyek PLTA PT. WEP, adalah anggotanya.

“Itu bukan anggota saya. Itu adalah anggota Dandim. Kita nggak punya kepentingan disitu. Anggota kita cuma bertugas mengkawal pembangunan tower SUTET disana. Biar nggak diganggu sama pemuda setempat,” cetus Kohir

Seperti diketahui, PT. WEP membangun sekitar 20-an tower Saluran Tegangan Tinggi (SUTET), yang pembangunannya sebagian besar berada jalur rumah warga. Meski sejumlah warga keberatan, namun pendirian tower tersebut tetap dilanjutkan.

  • PARDI SIMALANGO