SUMUTBERITA.COM, Karo – Gunung Sinabung mengalami erupsi, Senin (10/8/2020) pukul 10.16 WIB. Erupsi terjadi dengan tinggi kolom debu 5 Km mengarah ke Timur Tenggara. Hal ini mengakibatkan tiga kecamatan di sekitar Sinabung yakni Namanteran, Berastagi dan Merdeka, terpapar abu vulkanik yang cukup tebal.
“Sejumlah armada pemadam kebakaran milik Pemkab Karo sudah dikerahkan di Simpang Empat dan Berastagi untuk membersihkan paparan abu vulkanik tebal di sejumlah jalan. PMI Karo juga turun ke lapangan,” jelas Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH saat memantau erupsi yang masih berlangsung di Pos Pemantauan Gunung Api Sinabung.
Dalam kesempatan ini, Terkelin bersama Kapolres Karo AKBP Yustinus Setyo Indriono SIK SH, Dandim 0205 TK Letkol Kav Yuli Eko Hadiyanto S.Sos, Plt. Kalak BPBD Karo Natanael Perangin-angin SH, dan Kakan Satpol PP Karo Hendrik Philemon Tarigan, dan Camat Simpang Empat Amsah Perangin-angin.
Terkelin mengungkapkan, akibat dampak erupsi Gunung Sinabung, lahan pertanian terpapar abu vulkanik yang mengakibatkan kerugian bagi petani di daerah itu, mengingat sejumlah tanaman hortikultura memasuki masa panen. Hingga kini, Gunung Sinabung masih berstatus siaga (Level III) dalam artian aktivitas Sinabung masih cukup tinggi.
Untuk itu, ia sudah menginstruksikan ke jajaran OPD bekerjasama dengan camat agar mendata seng atap rumah penduduk yang rusak akibat dampak semburan abu vulkanik Gunung Sinabung.
“Masyarakat harus mewaspadai bahaya lahar dingin, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak demikian juga erupsi susulan. Jauhi zona-zona bahaya yang sudah ditetapkan pemerintah, karena luncuran awan panas bisa kapan saja terjadi tanpa diketahui sebelumnya, potensi seperti itu harus diwaspadai,” katanya.
Sementara, Wanto Sembiring (49) warga Desa Naman mengaku bahwa saat erupsi, desanya menjadi gelap gulita. Hal seperti itu juga terjadi saat erupsi yang terjadi hari Sabtu 8 Agustus 2020 kemarin. Hujan debu disertai pasir dan seketika menjadi gelap gulita, agak mencekam juga.
“Karena hal seperti itu sudah sering dialami warga Desa Namanteran beberapa tahun lalu, sehingga warga menganggap biasa saja. Warga sekitar tidak berani ke luar rumah dan mengharapkan instansi terkait segera dikerahkan untuk membersihkan abu vulkanik yang terkena ke atap seng rumah warga dan di badan jalan,” kata Wanto.
Berdasarkan amatan SUMUTBERITA.com, fenomena alam gelap gulita saat terjadinya erupsi Gunung Sinabung. Peristiwa ini menjadi perhatian sejumlah warga. Padahal, detik-detik sebelum erupsi vulkanik, cuaca agak cerah. Namun seketika berubah menjadi gelap gulita disertai suara gemuruh dan hujan debu bersamaan hujan pasir.
- PARDI SIMALANGO