SUMUTBERITA.COM, Karo – Petani di kawasan lereng Gunung Sinabung, tepatnya di Desa Kutambaru, Kecamatan Tiganderket, Kabupaten Karo, membudidayakan tanaman kurma. Pengembangan tanaman asal Timur Tengah ini dilakukan di atas lahan seluas 1,5 hektar di lereng Gunung Sinabung.
Budidaya tanaman kurma ini dilakukan dengan proses tumpang sari dengan jenis tanaman berumbi dan berbuah diantaranya tanaman bawang, buah naga, dan pisang kultur jaringan.
Salah seorang petani kurma, Bena Ukur Tarigan mengatakan, ketertarikan dirinya menanam kurma dengan metode tumpang sari, karena ia meyakini hal itu akan menambah penghasilan dirinya. Menurutnya, metode ini belum banyak dilakukan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara.
“Perlu diketahui. Jika berbuah, tanaman kurma dapat bertahan untuk terus berproduksi hingga 100 tahun. Bayangkan saja, usaha pertanian ini bisa menjadi aset yang luar biasa bagi petani yang berminat,” tutur Bena Ukur saat menerima kunjungan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH di Desa Kutambaru, Senin (27/4/2020).
Ia menerangkan, budidaya tanaman kurma di Sumatera Utara kemungkinan baru di Kabupaten Karo ada pertama kali. “Jadi wajarlah orang belum tahu tanaman kurma ada di Desa Kutambaru. Itu kelebihan petani Karo memilih tanamannya. Tanaman ini sangat menjanjikan,” cetusnya.
Ia mengharapkan agar tanaman kurma ini dapat menghasilkan buah yang berkualitas agar tanaman ini dapat dikembangkan lagi ke depan dengan menambah luas areal penanaman. Ia meyakini, kemudian hari tanaman kurma akan menjadi terkenal di Tanah Karo, jika budidaya tanaman ini dilakukan serius.
“Ini masih uji coba dulu. Kurma yang sudah saya tanam sebanyak 1.700 batang. Jarak tanam antara batang satu dengan batang yang lain sekitar 8 – 9 meter. Bibit kurma yang saya tanam berasal dari Inggris,” ungkapnya.
Dalam kesempatan ini, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH MH mengaku kaget usai mendengar penuturan Bena Ukur Tarigan bahwa tanaman kurma dapat tumbuh di Karo. Menurutnya, langkah ini patut diapresiasi dan akan dijadikan sebagai pilot project oleh pihaknya.
“Kurma adalah tanaman langka. Mungkin ini pertama kali di Tanah Karo. Untuk itu, kepada Camat Tiganderket supaya segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pemerintahan Masyarakat Desa (DPMD) agar ini dijadikan pilot project. Selanjutnya lakukan pembinaan melalui dinas terkait,” tegas Terkelin.
Ia juga mengaku mengagumi kegigihan, keuletan dan semangat kerja pantang menyerah petani Karo di lereng Sinabung tidak pernah pudar, meski terkena dampak letusan Gunung Sinabung dan dilanjutkan dengan bencana non alam Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). “Salut, inilah karakter petani Karo,” pungkasnya.
- PARDI SIMALANGO