KARO, SUMUTBERITA.com – Punguan Borbor Marsada merupakan wadah perkumpulan marga suku Batak Toba. Di Kabanjahe sekitarnya di daerah Kabupaten Karo, punguan ini genap berusia 50 tahun. Keutuhan wadah ini mencapai setengah abad karena adanya rasa saling mengasihi.
Lasro Pasaribu, salah satu anggota perkumpulan mengungkapkan bahwa Punguan Borbor Marsada Boru, Bere, dan Ibebere di Kabanjahe, sudah menggelar Pesta Emas di usianya ke-50 tahun. Pesta Emas ini berlangsung di Jambur Haloho Kabanjahe pada Sabtu 2 Agustus 2025 lalu.
“Punguan Borbor Marsada adalah perkumpulan yang menyangkut serikat tolong menolong saat suka maupun duka diantara anggota punguan. Sebelumnya Pesta Emas punguan ini sudah kita laksanakan,” jelas Lasro selaku Ketua Panitia Perayaan HUT ke-50 Punguan Borbor Marsada Kabanjahe belum lama ini.
Ia menjelaskan, Punguan Borbor Marsada yang dibentuk 50 tahun silam berisi kumpulan keturunan Raja I Borboran yang terdiri dari marga Pasaribu, Batubara, Harahap, Parapat, Matondang, Sipahutar, Tarihoran, Saruksuk, Lubis, Pulungan, Hutasuhut, Tanjung, Damanik serta Daulay beserta boru, bere dan ibebere.
“Tujuan dibentuknya punguan ini sebagai wadah mempererat rasa kekerabatan, kekompakan, kasih serta sosial dengan tetap menjalankan pedoman hidup orang Batak yakni Dalihan Natolu: Somba Marhula-hula, Manat Mardongan Tubu serta Elek Marboru,” ungkap pria yang akrab disapa Bapak Riris ini.
“Punguan ini bisa bertahan dan tetap terawat hingga 50 tahun tentu karena adanya rasa saling mengasihi di antara semua anggota punguan. Harapan kita supaya ini dapat tetap dapat dijaga dan dirawat sampai ke anak cucu kita,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Punguan Borbor Marsada Kabanjahe sekitarnya, Hermes Tua Pasaribu menekankan, melalui momentum perayaan Pesta Emas ini supaya setiap orang Batak terlebih keturunan Borbor untuk tidak melupakan sejarah marga dan asal-usul silsilahnya.
“Kami butuh waktu kurang lebih enam bulan belakangan untuk mencari informasi atau menelusuri keakuratan tahun berdirinya punguan ini. Akhirnya kami melakukan pengumpulan informasi melalui narasumber yang masih hidup dan masih terdaftar sebagai anggota terlama di punguan ini,” ungkap Hermes.
Dari berbagai upaya itu, pihaknya akhirnya menghasilkan satu kesimpulan penting. Sehingga tercapailah satu kesepakatan dan mufakat bersama di seluruh anggota punguan berdasarkan landasan prinsip orang Batak: ‘Aek godang aek laut, dos ni roha do sibahen na saut’ (Air sungai adalah air laut, kesatuan hati lah yang membuat sesuatu terjadi).
“Seluruh anggota akhirnya sepakat dan menyetujui bahwa hari berdirinya Punguan Borbor Marsada di Kabanjahe sekitarnya ditetapkan pada tanggal 1 Agustus 1975. Perayaan ulang tahun ini tentunya akan dirayakan setiap tahunnya,” ujar Hermes dengan sapaan Bapak Febiyola itu.
Untuk diketahui, perayaan Pesta Emas Punguan Borbor Marsada Kabanjahe mengusung tema dari Alkitab yang dikutip dari Filipi 2:2, berbunyi: “Karena itu, sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan”.
Selain tema, adapun sub tema pada perayaan ini yakni: “Pomparan Borbor Marsada Boru/Bere /Ibebere Kabanjahe sekitarnya, hidup bersama sebagai keluarga Allah yang sehati, sepikir dan saling mengasihi”.
EDITOR: RED