KARO, SUMUTBERITA.com – Kabanjahe tampaknya sudah jadi kota yang tidak aman. Bahkan nyaris jadi kawasan rawan. Beberapa waktu belakangan, tingkat keamanan di ibukota Kabupaten Karo ini mulai terusik. Aksi sekelompok orang bersenjata tajam (sajam) kerap menebar ancaman.
Jika sebelumnya aksi perang antar-kelompok remaja bersajam sudah pernah terjadi tak kurang dari dua kali, kali ini aksi lebih sadis pun terjadi. Aksi itu langsung menyasar warga. Sekelompok orang tak dikenal atau OTK melakukan serangan membabi buta. Pamer aksi nekat dan brutal.
Dari beberapa video viral yang dilihat SUMUTBERITA di sejumlah jejaring media sosial, aksi sekelompok OTK itu terekam kamera terjadi di kawasan Jalan Jamin Ginting, Desa Ketaren, Kec Kabanjahe, Kab Karo, tak jauh dari simpang Komplek Merga Silima pada Minggu malam, 27 Juli 2025 lalu.
Kehadiran puluhan gangster itu bak tamu tak diundang. Belum diketahui darimana mereka berasal. Malam itu, mereka mengawali serangan ke sebuah warung kopi yang berlokasi tepat di samping SMP Negeri 2 Kabanjahe. Terlihat begitu terorganisir dan sudah terjadwal.
Keterangan yang dihimpun dari sejumlah warga setempat di sekitar lokasi kejadian menyebutkan, sebagian dari sekelompok OTK tadi sempat masuk ke dalam warung kopi yang saban hari jadi tempat tongkrongan rutin para supir angkutan umum dan warga setempat.
Kemunculan OTK itu menebar ancaman. Situasi begitu mencekam. Tak sedikit pelanggan warung yang diacungi parang dan celurit berukuran besar dan tak biasa. Warga bilang, gangster itu mencari seseorang. Namun warga tak memerinci siapa sosok yang tengah dicari itu.
Di waktu bersamaan, kejadian memilukan terjadi di depan warung kopi itu. Seorang pria yang disebut-sebut bekerja sebagai security di sebuah bank tersohor, mendapat perlakuan sadis dan brutal dari kelompok gangster tadi. Pria berinisial MS itu dibacok secara membabi buta. Ia terkapar. Darah mengalir deras.
Beberapa sumber menerangkan, tak lama setelah kelompok gangster itu meninggalkan lokasi kejadian, pria itu dilarikan oleh warga ke RS Efarina Etaham Berastagi dalam kondisi kritis dan tak sadarkan diri. Tubuhnya mendapat sejumlah luka parah akibat senjata tajam.
Dari beberapa dokumentasi yang berhasil diperoleh SUMUTBERITA, di bagian dada terlihat berlubang diduga akibat tusukan sajam. Pada bagian perut, terlihat adanya dua luka goresan diduga akibat sabetan sajam. Luka yang tak kalah parah juga terlihat pada pergelangan salah satu kaki. Diduga akibat ditebas sajam.
Informasi terakhir yang diperoleh pada Rabu (30/7/2025), MS masih mendapat perawatan intensif dari tim medis. Ia disebut masih belum sadarkan diri. Beberapa kerabat dikabarkan telah berupaya menjenguk, namun belum diperbolehkan oleh pihak rumah sakit.
Minim Polisi
Aksi brutal kelompok gangster malam itu dinilai begitu leluasa. Warga seolah disajikan tayangan film action. Itu lantaran minimnya kehadiran polisi di tempat kejadian perkara. Warga mengungkap, hanya ada beberapa polisi dan satu unit mobil patroli jenis double cabin di lokasi saat kejadian berlangsung.
Padahal, aksi itu sangat mencekam. Tak hanya si satpam bank. Masih ada warga lain yang dikabarkan mendapat sejumlah luka dalam insiden itu. Satu pria dan satu wanita. Meski demikian, belum diperoleh informasi rinci terkait identitas dan kondisi terkini kedua warga itu.
Dua orang warga Desa Ketaren yang ditemui tak jauh dari lokasi kejadian sehari pasca-kejadian, mempertanyakan kesigapan polisi dalam mengatasi aksi kriminal itu. Apalagi, mereka menduga jika kelompok gangster itu berasal dari luar Kabupaten Karo.
“Logat bicaranya rata-rata bukan orang sini (Karo). Itu pasti orang luar. Kalau polisi serius, kurasa nggak bisa orang itu lari. Di mana-mana ada CCTV. Trauma kali masyarakat. Semua bawa kelewang sama celurit,” ungkap dua warga itu sembari meminta identitas mereka tak ditulis.
Mereka berharap agar polisi secepatnya dapat mengungkap motif dan identitas seluruh pelaku yang terlibat dalam kejadian tersebut. Mereka merasa khawatir, jika aksi serupa kembali terjadi di Karo kedepannya, akan menimbulkan kemarahan dari masyarakat.
“Belum pernah yang gini terjadi di Tanah Karo. Polisi harus segera bertindak. Karena yang resah dan trauma itu adalah masyarakat. Jangan sampai masyarakat marah. Semoga kejadian ini tidak terulang. Bisa-bisa masyarakat main hukum rimba. Kejadian ini tidak bisa diterima,” ucap mereka.
Hingga artikel ini ditayangkan, belum ada keterangan resmi dari Polres Tanah Karo terkait insiden brutal yang dilakukan sekelompok OTK itu.
Seksi Humas Polres Karo yang kerap merilis laporan kegiatan jajaran Polres Karo termasuk pengungkapan tindak pidana untuk para awak media melalui grup WhatsApp Mitra Humas Resmi Polres Tanah Karo, hingga kini juga belum merilis perkembangan peristiwa tersebut.
PENULIS: RED