Pedagang Mainan Ini Rayakan Ultah di Panti Sosial Tunalaras Pejoreken Berastagi

banner 468x60
Agus Sinuraya saat menghibur para warga binaan di Panti Sosial Tunalaras Pejoreken disela-sela perayaan ulang tahunnya. SUMBER/pelita monald ginting

Warga Binaan Butuh Perhatian Pemkab Karo

TANAH KARO – SUMBER

banner 336x280

Raut kegembiraan terpancar di wajah ratusan warga binaan di Panti Sosial Tunalaras Pejoreken. Satu persatu, mereka menunggu pembagian roti yang diberikan oleh Agus Sinuraya. Meski sederhana, ini merupakan sebuah bentuk kepedulian besar di dalam diri Agus.

Ya, Agus Sinuraya, warga Kabanjahe sengaja datang ke lokasi panti sosial ini. Ia merayakan hari ulang tahunnya yang ke 37 bersama para warga binaan, Jumat (18/8/2017) siang. Dengan cara ini, ia merasakan kedamaian dan kebahagiaan. Keceriaan itu terpancar di wajahnya.

“Ini kesekian kalinya saya merayakan ulang tahun dengan cara seperti ini. Senang ya, damai, sangat bahagia rasanya bisa melihat mereka tertawa riang,” tutur bapak dua orang anak yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang mainan di Pusat Pasar Kabanjahe.

Para penghuni panti sosial ini mengalami hambatan dalam mengendalikan emosi dan kontrol sosial. Sebenarnya, sehari-harinya mereka lebih banyak berdiam diri, tidak banyak suara. Wajar saja, Agus ikut terlarut dalam keceriaan, saat suasana kebahagiaan itu pecah di dalam lokasi panti.

Panti Sosial Tunalaras Pejoreken terletak di Jalan Letjend Jamin Ginting Berastagi, Kabupaten Karo. Sebanyak 110 orang warga binaan menghuni bangunan yang sebagian terbuat dari kayu.

Kepala Seksi (Kasi) Pengasuhan dan Rehabilitas Panti Sosial Tunalaras Pejoreken, Romianto bersama staf saat menunjukan sabun pencuci piring, hasil kerajinan tangan karya warga binaan. SUMBER/pelita monald ginting

Mereka terdiri dari 45 orang perempuan dan 65 orang laki-laki. Warga binaan di panti sosial ini dihuni berbagai suku diantaranya, suku Karo, Toba, Humbahas, Simalungun, Nias, Sulawesi, Tionghoa dan sekitar 50-an orang dari jumlah tersebut tidak diketahui identitasnya.

Disini, mereka menjadi keluarga dan berkehidupan sosial dengan melakukan berbagai kegiatan diantaranya, kerajinan, senam dan bertani. Ya, kebanyakan dari mereka dulunya memiliki keluarga. Namun akhirnya mereka ditelantarkan, bahkan tak jarang dibuang di jalan, tidak diakui sebagai anggota keluarga karena malu.

Romianto Ginting, salah seorang pegawai yang bekerja di panti sosial ini sebagai Kepala Seksi (Kasi) Pengasuhan dan Rehabilitas. Bersama para staf, ia menyambut kehadiran Agus Sinuraya bersama crew SUMUT BERITA.

Romianto tentunya mengungkapkan rasa terima kasihnya atas keprihatinan yang ditunjukkan oleh Agus Sinuraya kepada warga binaan. Ia berharap, masyarakat lain juga dapat memberi semangat baru bagi warga binaan tersebut. “Menjaga dan membina mereka bukan hal yang gampang,” cetus Romi.

Romi, begitu ia akrab disapa, mengaku baru empat bulan terakhir bertugas di panti sosial ini. Namun sudah banyak perubahan yang terjadi. Mesk demikian, ia tetap dihadapkan pada beberapa kendala untuk menata kehidupan warga binaan di panti sosial ini.

Ia sangat membutuhkan bantuan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo. Kendala pertama, kata dia, sampah kerap menumpuk di panti sosial itu. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Karo tidak bersedia mengangkut sampah tersebut.

“Mereka beralasan, panti sosial ini dibawah kewenangan provinsi (tingkat I). Bagaimana mungkin dinas kebersihan provsu datang kemari hanya untuk mengangkut sampah kami. Kami harap Pemkab Karo bersedia, kami akan membayar iurannya,” ujar Romi.

Kendala kedua, lanjutnya, pengurusan surat ijin pemasaran barang-barang hasil kerajinan para warga binaan seperti sabun pencuci piring. Padahal, hasil penjualan kerajinan tangan ini nantinya untuk tabungan warga binaan.

“Kesannya seperti dipersulit. Padahal, disini mereka sudah diajari keterampilan dan pertanian. Dari hasil pertanian dan penjualan kerajinan tangan sebelumnya sudah tersimpan sekitar Rp 8 juta. Ini untuk keperluan mereka juga. Kami mohon bantuan dari pihak terkait,” harapnya.

Kendala yang terakhir, pihaknya begitu membutuhkan bantuan pemerintah soal pengurusan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bagi warga binaan. “Ini sangat dibutuhkan apabila sewaktu-waktu mereka sakit,” tutupnya.

  • PELITA MONALD GINTING/PARDI SIMALANGO
banner 336x280

BERITA TERKAIT

BERITA REKOMENDASI