TANAH KARO – SUMBER
Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad), tidak akan pernah berhenti menyikapi keluhan warga pengungsi dan yang terdampak erupsi Gunung Sinabung. Hal ini khususnya bagi kalangan para pelajar yang masih merasakan dampak tekanan aktivitas gunung.
Pernyataan ini dilontarkan oleh Panglima Kostrad, Letnan Jenderal (Letjen) TNI Edy Rahmayadi Ginting’s melalui Kolonel Inf Jusua Ginting’s S.IP kepada SUMUT BERITA di kota wisata Berastagi, Minggu (6/8/2017) lalu.
Ia meminta untuk tidak pernah mundur selangkahpun dalam menentukan sikap solusi akan aktivitas Sinabung yang sampai saat ini masih berstatus Awas. Ia meminta untuk memberi tahu khususnya kepada anak – anak pengungsi, agar tidak pernah membenci Gunung Sinabung.
“Justru jika dipahami, aktivitas Sinabung adalah ‘berkah’ yang luar biasa. Jika boleh, gejolaknya jangan sampai membuat anak – anak menumpahkan air mata. Karena itu adalah ‘mata air’ sumber ketangguhan seutuhnya,” jelas Jusua Ginting’s.
Dikatakan, pihaknya telah merancang terobosan baru sebagai wujud nyata ditengah – tengah warga yang hidup di tengah cengkraman Sinabung. Sesuai analisisnya, kata dia, dalam penanganan dampaknya, masih ada yang luput dari perhatian yang justru jadi tangisan tersembunyi.
Menurutnya, dari hasil investigasi pihaknya melalui tim Cakra Sinabung yang ia bentuk, bahwa akhir – akhir ini mayoritas warga terdampak erupsi Sinabung telah mengukir senyum menutup luka di hati atau dalam istilah bahasa Karo, mecek pusuh (diam menahan luka).
“Jadi dalam menyikapinya, kita tidak akan pernah muluk – muluk. Karena hal itu merupakan arahan dan harapan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi Ginting’s. Tim yang mengumpulkan data selama ini, akan segera bertindak positif tanpa ada embel – embel politik,” cetusnya.
Disampaikan, Pangkostrad menegaskan bahwa tidak ada alasan untuk tidak pernah berhenti dalam menyikapi warga pengungsi dan warga terdampak erupsi terutama bagi anak – anak generasi. Karena, kata dia, harapan Presiden RI Joko Widodo adalah harapan Pangkostrad yang sangat diharapkan warga.
“Saya sangat yakin, tim yang sudah terbekali, bakal bertindak profesional di lapangan dalam investigasi. Saya juga telah menegaskan agar tim senantiasa berpatron pada sistem untuk menerapkan misi kemanusiaan,” tutup Jusua.
Sementara, sejumlah figur tim Cakra Sinabung yang terdiri dari aktivis LSM, kepemudaan, wartawan termasuk warga terdampak erupsi Sinabung mengaku, mereka telah melakukan tindakan berupa investigasi guna penentuan solusi terhadap warga terdampak erupsi Sinabung.
Menurutnya, misi itu ibarat nafas dan denyut nadi. Saatnya membuktikan ilmu bermuatan strategi khusus penyelamatan dengan pemanfaatan potensi di wilayah kebencanaan. Berkat ilmu, sistem dan sikap disiplin yang terima dari Pangkostrad melalui stafnya, bakal menjadi bekal yang luar biasa.
“Kami akui, misi sosial tidak mudah diwujudkan. Kami sangat yakin mampu mengimplementasikan filosopi, ‘mengubah air mata menjadi mata air’ ditengah – tengah warga terdampak erupsi yang telah larut dalam derita selama ini,” ujar tim Cakra Sinabung, Lamhot Situmorang, Minggu (7/8/2017).
Dalam misi ini nantinya, kata dia, pihaknya sedikit pun tidak berniat mendiskreditkan para pihak berkompeten seperti Presiden RI Joko Widodo, Kepala BNPB Mayjen TNI (AL) Willem Rampangilei, Bupati Karo Terkelin Brahmana SH serta Kepala Pelaksana BPBD Karo Ir. Martin Sitepu.
Pendiri tim Barisan Reaksi Cepat Membangun Daerah (Baret Merah) ini berkilah, justru ingin merealisasikan harapan warga sebagaimana yang diamanatkan UU No. 24 Tahun 2007 tentang Mitigasi dan Penanggulangan Bencana. Dimana, peran serta masyarakat luas diharapkan menyukseskan tujuannya.
Menurutnya, pihaknya sudah menyadari bahwa sikap menyudutkan dan saling menyalahkan antara para pemerhati, pemerintah dan pemerintah daerah, hanya akan memperpanjang penderitaan pengungsi erupsi Sinabung.
“Kami turut berterima kasih kepada bapak Kombes Pol Ricky F Wakanno yang telah banyak menunjukkan sikap positif sebagai referensi pelaksanaan yang bermanfaat bagi sesama,” tutup Lamhot diamini Feri Singarimbun perwakilan warga terdampak erupsi Sinabung.
- PARDI/LAMS