TANAH KARO – SUMBER
Wakil Bupati (Wabup) Karo Cory Sriwaty Sebayang bersama rombongan dari BNPB pusat, sejumlah Kementerian RI dan Staf Kedeputian II Kantor Staf Presiden, meninjau lahan relokasi mandiri di Desa Manuk Mulia, Kecamatan Tiga Panah, Rabu (24/8/2016).
Lahan relokasi seluas 235 hektar (Ha) untuk lahan pertanian dan 15 Ha untuk lahan perumahan itu, mulai menarik perhatian sejumlah warga pengungsi Sinabung asal empat desa yakni Desa Guru Kinayan, Berastepu, Kuta Tonggal dan Gamber.
Turut hadir diantaranya, Staf Kedeputian II Kantor Staf Presiden RI Deswitha Arvinci Stiefi, Rekompak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), BNPB Pusat, BPBD Karo, Polres Karo, Kementerian LHK, Kementerian PMK dan Tim Pendamping Relokasi Mandiri (TPRM).
Wabup Karo Cory Sriwaty Sebayang didampingi Sekdakab Karo dr. Saberina br Tarigan mengatakan, Pemkab Karo mengharapkan warga empat desa secepatnya menentukan pilihannya ke lima lokasi hamparan lahan relokasi mandiri yang sudah ada.
Sehingga, kata dia, pihak pengembang atau pihak ketiga bisa membangun rumah seperti yang sudah ditentukan sesuai dengan petunjuk teknis (juknis).
Sementara, Eddy Barus selaku pemegang kuasa lahan relokasi mandiri di Desa Manuk Mulia mengatakan, pihaknya menyediakan lahan perumahan seluas 15 Ha dan lahan pertanian seluas 235 Ha.
Dijelaskan, rumah yang dibangun type 36 dengan ukuran 6 X 16,7 dengan fasilitas kamar tidur dua buah, ruang tamu, dapur, kamar mandi, teras, tempat jemuran, halaman, taman dan tempat parkir mobil (karpot). Untuk lahan fasilitas umum, disediakan rumah ibadah seperti gereja dan mesjid, sekolah dasar, jambur dan puskesmas.
“Untuk lahan pertanian, jika masih dibutuhkan penambahan dari seluas 235 Ha, akan kita siapkan. Karena apapun ceritanya, lahan pertanian sangat penting bagi pengungsi. Untuk tahap pertama, bangunan rumah sebanyak 20 unit akan selesai satu minggu ini dan itu akan ditempati bagi pendaftar pertama termasuk lahan pertaniannya,” jelas Eddy.
Sementara, Staf Kedeputian II Kantor Staf Presiden RI Deswitha Arvinci Stiefi mengatakan, lahan relokasi mandiri di Desa Manuk Mulia sangat ideal karena luas lahannya yang sangat memadai.
“Lahan disini, selain menyediakan lahan perumahan juga menyediakan lahan pertanian. Bahkan sebagian rumah sudah mulai dibangun, ini progres yang cukup bagus dan menggembirakan,” ujar Deswitha kepada sejumlah wartawan.
Sementara, Plt. Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Karo, Matius Sembiring didampingi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Rehabilitasi Rekonstruksi BPBD Karo, Suharta Sembiring, mengharapkan relokasi mandiri secepatnya berjalan dengan baik.
Sehingga, kata dia, dapat membantu warga pengungsi asal empat desa. “Untuk itu, masyarakat diminta secepatnya menentukan pilihannya dari semua lokasi hamparan relokasi mandiri yang sudah ada,” pinta Matius.
Hal senada dikatakan Ketua TPRM, Thoib Subhanto S.Sos. Dijelaskan, hingga hari ini, telah selesai dilakukan verifikasi kondisi/ kelayakan lahan tapak rumah untuk beberapa lokasi hamparan lahan relokasi mandiri.
Lokasi tersebut diantaranya, Desa Gajah Kecamatan Simpang Empat dengan luas lahan 5000 m2 berdaya tampung 40 KK, Desa Nang Belawan Kecamatan Simpang Empat dengan luas 3 Ha berdaya tampung 300 KK. 3, Desa Lambar Kecamatan Tiga Panah dengan luas 2 Ha berdaya tampung 150 KK.
Selanjutnya, di Desa Bunuraya Kecamatan Tiga Panah dengan luas 1 Ha berdaya tampung 50 KK, Desa Manuk Mulia Kecamatan Tiga Panah dengan luas 15 Ha (tapak rumah) dan 235 Ha (lahan usaha tani) berdaya tampung 800 KK.
“Khusus untuk lokasi hamparan di Desa Lingga, masih dalam posisi pending karena telah dinyatakan status quo oleh pihak berwajib terkait kasus 29 Juli 2016 lalu akibat bentrok antar warga Desa Lingga dengan personel Polres Karo,” ujarnya.
-
PARDI SIMALANGO