TANAH KARO – SUMBER
Prajurit TNI dari Kodim 0205/TK melakukan penembokan secara permanen di pintu masuk 8 desa di kawasan zona merah Sinabung sejak, Senin (20/06/2016) kemarin. Ini tentunya sangat urgent, mengingat ancaman bahaya Gunung Sinabung masih sangat tinggi.
Komandan Satuan Tugas (Dansatgas) Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Letkol (Inf) Agustatius Sitepu kepada SUMUTBERITA saat dihubungi melalui selulernya, Selasa (21/06/2016) menyebutkan, hal ini dilakukan karena warga masih nekat keluar masuk di kawasan zona merah.
“Warga pengungsi diketahui masih sering memasuki kawasan zona merah. Warga masuk secara sembunyi-sembunyi dari jalur tikus. Padahal bahaya dan ancaman Sinabung masih sangat membahayakan. Kita sangat mengkhawatirkan keselamatan jiwa warga, terlebih ancaman awan panas kapan saja dapat menyerang dan menimbulkan korban jiwa,” kata Agustatius.
Untuk itu, kata dia, pihaknya telah mulai melakukan penembokan secara permanen di pintu masuk 8 desa di kawasan zona merah. “Awan panas Sinabung telah merenggut nyawa puluhan jiwa warga beberapa waktu lalu. Seluruh desa yang termasuk dalam zona merah terus dipantau dan diawasi ketat oleh anggota,” jelas dia.
Berdasarkan amatan awak media ini, penembokan permanen mulai dilakukan di pintu masuk Desa Kuta Tonggal, Kecamatan Namanteran. Di lokasi terpisah, penembokan juga dilakukan di lokasi jalan masuk Desa Gamber dan Desa Berastepu.
Di akses jalan menuju Desa Kuta Tonggal, terlihat sudah ditumbuhi rumput dan semak belukar. Begitu juga rumah warga yang sudah mulai mengalami kerusakan serta ditumbuhi rerumputan disekitarnya. Akibat tidak adanya perawatan selama erupsi Sinabung berlangsung, membuat desa tersebut layaknya kota mati.
Tak hanya itu, lahan pertanian warga terlihat ditumbuhi semak belukar. Demikian juga pondok sebagai tempat berteduh di ladang warga terlihat tinggal rangka. Dulunya, warga bercocok tanam di lahan tersebut untuk menghidupi keluarga.
Sementara, sepasang suami istri terlihat memasuki kawasan zona merah dengan mengendarai sepeda motor saat awak media ini memantau aktivitas Gunung Sinabung. Pasutri muda tersebut terlihat mengangkati barang-barang rumah tangga yang ditinggalkan di dalam rumah selama mengungsi di Kabanjahe.
Raut wajah keduanya sontak memucat ketika wartawan menemui keduanya. “Kami cuma mau mengambil barang-barang kami pak, bukan mau ke ladang. Kami juga sebenarnya takut masuk ke dalam. Setelah itu kami nanti langsung pergi. Jangan di foto ya pak,” ujar pria yang mengaku bermarga Sitepu itu.
Dikatakan, keduanya masuk ke dalam desa tersebut melalui jalur tikus. Sebab, pintu masuk desa itu sudah ditembok permanen. “Lihatlah, tidak ada satu orang pun disini. Karena jalan menuju desa ini sudah di tembok anggota TNI. Mobil sama kereta tidak bisa lagi lewat,” ujarnya sambil mengangkat barang-barang miliknya.
-
PARDI SIMALANGO