TANAH KARO – SUMBER
Aksi pencurian kayu di kawasan hutan konservasi Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan di jalan tembus Karo – Langkat (Dalan Jahe), Desa Kuta Rayat, Kecamatan Naman Teran, masih berlanjut, Sabtu (16/04/2016) kemarin.
Berdasarkan amatan SUMUTBERITA, polisi mengamankan satu unit truk Fuso BK 9695 XS berisi kayu jadi berupa broti dan papan yang diperkirakan seberat 4 ton. Truk tersebut terjebak di selokan parit yang terletak di pinggir jalan.
“Dugaan kita, kayu itu dicuri dari kawasan hutan. Mungkin setelah mengetahui kehadiran kita, supir truk itu hendak melarikan diri. Saat hendak memutar arah, truknya terjebak di parit itu,” ujar Kanit Tipiter Polres Karo, Aiptu Antoni Ginting saat ditemui di lokasi.
Dikatakan, karena terjebak, supir truk lantas mengosongkan muatan dengan melangsir kayu tersebut keluar dari dalam truk. Namun upaya itu tidak berhasil. Khawatir aksinya diketahui polisi dan warga, supir itu akhirnya meninggalkan truk dan kayu tersebut.
“Informasi yang kita dapat, pencurian kayu itu dilakukan dua orang warga antara jam 3 sampai jam 4 pagi. Setelah meninggalkan truknya, keduanya dijemput oleh temannya ke lokasi dengan mengendarai mobil angkutan umum merk Rio,” beber Antoni.
Dijelaskan, setelah mendapat informasi pencurian kayu tersebut, pihaknya langsung menuju ke lokasi dan tiba sekira pukul 07.00 WIB pagi.
Dengan dibantu mobil derek jenis truk kingkong, truk Fuso itu berhasil ditarik dari dalam parit. Barang bukti kayu tersebut diangkut oleh polisi ke dalam truk Fuso dengan dibantu oleh warga setempat untuk diamankan ke Mapolres Karo.
“Kunci kontak ditinggalkan supir di dalam truk. Kita belum mengetahui siapa pemilik truk dan kayu, karena supirnya kabur. Ini akan tetap kita selidiki. Barang bukti kita bawa ke kantor,” kata Antoni.
Sementara, keterangan yang diperoleh awak media ini dari sejumlah warga di lokasi menyebutkan, truk Fuso tersebut kerap masuk ke lokasi itu untuk mengangkut kayu. “Sudah sering truk itu kemari. Baru inilah tertangkap polisi. Mainnya tengah malam,” kata warga bermarga Sitepu.
Dibeberkan, papan dan broti curian itu disusun rapi di dalam truk. Sementara di bagian atas kayu ditimpa dengan goni berisi tanah humus.
“Tadi pagi, kami lihat dua orang laki-laki lari ke arah Desa Kuta Rayat. Mereka terlihat lari tergesa-gesa. Nggak lama, mobil angkot Rio datang menjemput. Satu orang ku lihat lagi nangis. Aku sempat dengar dia bilang takut kalau tokehnya marah, apa lagi kalau truk itu ditangkap polisi,” beber Sitepu.
Kemungkinan, kata dia, rasa takut akan kehadiran polisi, membuat supir truk itu hendak memutar arah menuju Kabupaten Langkat untuk menghilangkan jejak. “Pas mau mutar, truk itu terjebak. Lama juga kami dengar suara truk itu. Setelah dipaksa tapi nggak berhasil, orang itu langsung kabur karena hari sudah pagi,” jelasnya.
-
PARDI SIMALANGO