TANAH KARO – SUMBER
Pasca digelarnya razia oleh petugas gabungan di Rumah Tahanan (Rutan) Klas II-B Kabanjahe kemarin, suasana di lokasi tersebut kembali normal, Jumat (08/04/2016) siang. Razia itu sebelumnya berlangsung ricuh. Petugas gabungan menjadi sasaran amuk tahanan.
Keterangan yang diperoleh SUMUTBERITA dari Kepala Rutan Kabanjahe, Kriston Napitupulu, Jumat (08/04/2016) di ruang kerjanya menyebutkan, pemicu terjadinya kericuhan tersebut karena para tahanan tidak menerima kehadiran polisi di tempat itu.
“Kericuhan itu murni tercipta seketika. Tahanan tidak terima untuk diperiksa. Mereka juga sangat tidak menerima kehadiran polisi yang dianggap sebagai dalang peredaran narkoba,” jelas Kriston.
Dikatakan, setelah situasi kondusif, ia memanggil dua orang perwakilan dari setiap blok tahanan untuk diinterogasi. Hal itu guna mencari tahu dalang provokator kericuhan. Meski demikian, kata dia, pihaknya belum menemukan data akurat siapa otak kericuhan tersebut.
Menurutnya, untuk memininalisir kejadian serupa kedepannya, ia tetap melakukan sosialisasi dan himbauan kepada tahanan jika pemeriksaan terhadap para tahanan di dalam lokasi Rutan Kabanjahe adalah sesuai amanat Undang-Undang (UU).
“Ini upaya perbaikan kepada warga binaan. Disinyalir, mereka masih melakukan berbagai cara untuk mendapatkan narkotika meskipun sudah berada didalam sel tahanan,” jelasnya.
Disinggung soal daya tampung Rutan Kabanjahe yang sudah over kapasitas bahkan dua kali lipat dari kapasitas normal. Ia mengaku sudah membuat upaya untuk permasalahan tersebut. Pihaknya, kata dia, telah mengajukan usulan-usulan rehabilitasi atau relokasi tempat para narapidana.
Menurutnya, pihaknya sudah pernah menyurati Pemkab Karo dan meminta agar mereka bersedia menghibahkan tanah untuk lokasi Rutan Kabanjahe. Namun hingga kini, belum ada jawaban realisasi oleh Pemkab Karo.
“Over kapasitas sudah pasti, sebab normalnya hanya 190 orang. Namun penghuni yang ada saat ini sudah berjumlah 360 orang yang terbagi dalam ruangan/kamar berukuran 8×10 meter dan 6×10 meter. Untuk tidur saja sudah harus berdesak-desakan,” tutupnya.
-
PARDI SIMALANGO