TAPUT – SUMBER
Pembangunan Kampus II STAKPN (Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri) Tapanuli Utara (Taput) yang dimulai sejak tahun 2012 kembali menuai kritikan dari beberapa pemerhati pembangunan di Taput.
Kritikan itu didasarkan dari pengamatan langsung dilokasi pekerjaan. Agus simanjuntak salah seorang pemerhati pembangunan Taput yang turun ke lokasi mengaku merasa miris melihat hasil pekerjaan.
Dijelaskan, didalam lokasi sudah dibangun jalan beraspal, namun terkesan asal jadi. Trotoar dari paving blok juga sudah terkelupas disejumlah bagian. Bahkan, jalan-jalan maupun trotoar sudah ditumbuhi rumput ilalang atau semak belukar. Belum lagi tembok-tembok penahan, banyak yang sudah retak.
Menurutnya, pembangunan kampus II STAKPN adalah apresiasi dari pemerintah pusat atas animo masyarakat Taput. Didasari jumlah penerimaan mahasiswa/wi baru dimana setiap tahun dikampus I tersebut mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga dilanjutkan dengan pembangunan kampus II.
Namun, pada kenyataannya, pekerjaan yang sudah menelan anggaran puluhan miliar dari tahun 2012 itu hanya berkutat pada pematangan lahan semata. Seharusnya, dengan dana yang begitu besar sudah ada gedung-gedung sekolah yang berdiri, bukan hanya bangun tembok-tembok penahan tanah yang kemudian longsor dan dibangun lagi. Belum lagi tekstur tanah yang labil juga berbukit, yang ketinggiannya harus dikurangi.
Menanggapi sikap STAKPN yang dikenal cukup tertutup dengan para awak media, mantan anggota DPRD Taput ini menegaskan perlunya keterbukaan pihak kampus dan juga pengawasan dari pihak Pemkab Taput, aparat hukum serta kejelian masyarakat.
“Ini kan untuk Taput. Kok bangunan sudah tahunan masih bangun tembok aja. Apa selama ini polisi, jaksa serta Pemkab tutup mata?. Atau mereka sudah kenyang dengan suap?,” cetus Agus.
Bahkan, Agus dengan tegas menyebut jika Dirjen Binmas Kristiani dinilai telah lalai dalam pengawasan. Seharusnya, katanya, Kementrian Agama RI melalui Dirjen Binmas Kristiani lebih baik menghentikan pekerjaan ini. Daripada menimbulkan kerugian negara dengan pembangunan yang nihil hasil. Dalam waktu dekat, Agus melalui LSM Garuda akan menyurati Dirjen Binmas Kristiani terkait permasalahan tersebut.
Humas STAKPN Beri Amplop Berisi Uang
Sementara, guna menelusuri permasalahan tersebut, SUMBER bersama sejumlah awak media yang mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak sekolah tinggi, justru mendapat perlakuan aneh.
Humas STAKPN berinisial SM tiba-tiba menyodorkan Amplop kepada awak media. Amplop yang saat dibuka berisi sejumlah uang. Tidak diketahui apa alasan pemberian uang tersebut. “Saya lagi sibuk mengurus surat-surat perguruan,” ujar SM enteng sembari berlalu meninggalkan sejumlah awak media.
- MAJU