Wanita Hamil Mencuri Untuk Dana Aborsi

banner 468x60

SIMALUNGUN – SUMBER

Ditinggal lagi bunting/hamil oleh suaminya, NS Br R warga Huta Marihat Tengah, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, nekat mencuri untuk dana aborsi (menggugurkan) kandungannya.

banner 336x280

“Kalau saya tidak tertangkap, mungkin saya sudah aborsi karena saya sudah berniat untuk aborsi menggunakan hasil curian saya itu,” ucap NS Br R, yang saat kehamilannya sudah memasuki bulan ketujuh usai mengikuti sidang di Pengadilan Negeri (PN) Simalungun, Kamis (15/10).

Wanita ini nekat mencuri untuk dana aborsiDiceritakan NS Br R, awalnya ia menikah dengan Dedy Syahputra warga Perbaungan dan buah pernikahannya, mereka dikarunia dua anak. Namun entah mengapa, enam tahun ditinggal tanpa kabar, terhitung sejak anak pertamanya masuk sekolah kelas 1 SD sampai kelas 2 SMP, suaminya pergi meninggalkannya tanpa ada kabar.

Selanjutnya, untuk membutuhi kebutuhan dia dan kedua anaknya, ia menjalin kasih dengan seorang pria bernama Edison Samosir, warga Jalan Merdeka Parapat Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kabupaten Simalungun, dengan melakukan kawin siri.

Dalam menjalani kehidupannya sehari-hari, ibu yang sedang mengandung anak ketiga dari suami keduanya ini bekerja membantu orang untuk sewa-menyewa pelaminan pengantin.

“Saya sempat kerja di Ondo Cafe yang berada di Tanjung Pinggir, gitu tahu saya hamil, saya pun dikeluarkan dari kerjaan dan saya pun jadi pengangguran. Selama tiga bulan, saya tidak dapat membutuhi anak-anak saya dan akhirnya saya nekat mencuri dan hasil curian. Sempat niatku untuk melakukan aborsi, tapi karena melihat saat itu anak-anaknya yang dua, baru masuk sekolah dan butuh biaya, terakhir saya kemudian ditangkap polisi atas perbuatan saya, maka niat untuk aborsi saya batalkan,” ungkapnya.

“Sampai saat ini saya bingung, udah empat bulan saya di penjara, suami dan keluarga saya tidak pernah lihat saya, kondisi saya saat ini sudah mengandung 7 bulan, untuk makan, saya harus mencuci pakaian teman-teman di Lembaga Pemasyarakatan (LP). Sebab makanan Lapas, tidak baik untuk kesehatan saya dan bayi yang saya kandung ini. Yang lebih sedihnya lagi, banyak omongan tentang kondisi saya di Lapas, dengan mempertanyakan gimana nasib saya dan anak saya. Jika saya nanti melahirkan, mereka bilang agar saya memberikan anak saya dirawat oleh orang lain. Sakit kali mendengarnya, sebejat-bejatnya ibu, gak ada seorang ibu yang rela anaknya dikasih rawat sama orang lain,” imbuhnya.

  • JUNI
banner 336x280