MEDAN_SUMBER
DPRD mengaku sangat prihatin serta mendesak Pemko Medan segera melakukan langkah konkrit. Rendahnya disiplin proses belajar mengajar yang dikabarkan terganggu di SMA N 3 Medan karena jumlah siswa yang melebihi kuota serta minimnya pelajaran agama dan komputer menjadi perhatian serius DPRD Medan.
Sekretaris Fraksi PPP DPRD Medan H Irsal Fikri S.Sos mengaku sangat menyesalkan kinerja Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan yang kurang memperhatikan peningkatan mutu pendidikan di kota Medan. “Seharusnya Kadisdik harus melaporkan kondisi sebenarnya di setiap sekolah kepada Walikota Medan. Sehingga pemerataan guru dapat dilakukan. Begitu juga masalah disiplin guru harus ditegakkan,” tegas Irsal yang akan ditempatkan di Komisi B DPRD Medan membidangi pendidikan.
Dikatakan Irsal Fikri, minimnya disiplin guru agama di SMA N 3 Medan dimungkinkan terjadi di sekolah lain. Dan tak heran jika di SD Percontohan seperti yang diberitakan ramai baru baru ini, murid menganiaya temannya sendiri sebagai bukti minimnya pendidikan agama. “Kita kuatir hal seperti ini juga terjadi disekolah lain. Walikota Medan harus segera merespon,” pinta politisi PPP ini.
Menurut Irsal, kejadian di SD Percontohan hendaknya dapat dijadikan warning bagi Walikota Medan untuk membenahi disiplin bagi siswa dan guru disetiap sekolah. “Jika guru agama seperti di SMA N 3 Medan benar kurang, perlu direalisasikan program pemerataan guru serta penambahan guru agama mengisi kekosongan. Jika disiplin yang kurang hendaknya dilakukan perbaikan”, terang Irsal. Ditambahkan, pihaknya (DPRD Medan-red) sangat merespon kondisi pendidikan yang sarat masalah di kota Medan. Untuk itu, Irsal berjanji dan sudah mengagendakan masalah tersebut menjadi tugas prioritas komisi B nantinya.
“Setelah alat kelengkapan (komisi komisi-red) DPRD Medan terbentuk, masalah pendidikan menjadi agenda utama. Kita terus mengagendakan pemanggilan Disdik dan pihak sekolah untuk dilakukan rapat dengar pendapat mencari solusi terbaik”, ucap Irsal. Sebagaimana diketahui, kegiatan proses belajar dikabarkan terganggu di SMA N 3.
Bahkan, para siswa/i disana jarang memperoleh pelajaran agama dan komputer. Hal tersebut dikarenakan guru agama sering absen bahkan ruang komputer berupa fungsi menjadi ruang kelas karena murid melebihi kuota. (SB 21)