TNI dan Polri Tidak Bisa Dipisahkan

MEDAN-SUMBER

Terkait peristiwa penembakan empat anggota TNI oleh personil Brimob saat penggerebekan gudang tempat penimbunan BBM di Batam, Kepulauan Riau, Kapoldasu, Irjen Pol Eko Hadi S rencananya akan melakukan pertemuan dengan segenap petinggi TNI dan Polri yang ada di Sumatera Utara.

Kapoldasu, Irjen Pol Eko Hadi S saat bincang-bincang bersama pengurus Dewan Redaksi Sumut Berita, Amrizal SH di warkop Jurnalis.    SUMUT BERITA | KRISTOP
Kapoldasu, Irjen Pol Eko Hadi S saat bincang serius bersama wartawan/ Dewan Redaksi Sumut Berita, Amrizal SH di warkop Jurnalis.    SUMUT BERITA | KRISTOP

“TNI dan Polri merupakan satu kesatuan yang tak bisa di pisahkan. Oleh karenanya, TNI dan Polri harus bersatu dan saling membantu dalam menjalan tugas.

TNI dan Polri ini sejalan, sama-sama menjalankan amanah negara, jadi kita harus saling membantu dalam menjalankan tugas untuk menciptakan situasi kondusif,” ucap Jendral bintang dua emas di pundaknya itu kepada kru SUMBER (sumut berita-red) di Medan.

Dikatakannya, pertemuan dengan petinggi TNI dan Polri rencananya akan membahas tentang peristiwa tertembaknya empat anggota TNI oleh anggota Brimob yang terjadi di Batam, Kepulauan Riau saat penggerebekan gudang penimbunan minyak bersubsidi.

“Kita akan mengumpulkan petinggi Polri dan TNI untuk mengantisipasi agar tidak terjadi bentrokan antar TNI dan Polri di Sumatera Utara,” tegasnya.

Sementara, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo saat diminta tanggapannya terkaitnya maraknya tindak kejahatan saat ini di Sumatera Utara khususnya kota Medan mengatakan, Poldasu akan segera melakukan penertiban dengan melakukan razia rutin seperti halnya membasmi premanisme yang telah dilakukan beberapa pecan terakhir. Selain itu kita akan meminta pengurus Perbakin Sumut mengenai anggota mereka yang menyimpan senjata jenis softgun.

Dimana saat ini banyak oknum yang menyalahgunakan senjata jenis softgun untuk perbuatan kriminal di Sumatera Utara.

“Saya akan berkoordinasi dengan Perbakin dan akan minta data siapa saja mereka yang memiliki softgun,” katanya saat berkunjung ke Warkop Jurnalis di Jalan Agus Salim, Medan, Kamis (25/9).

Menurutnya, pendataan yang baik akan memudahkan mereka untuk mengidentifikasi kepemilikan softgun tersebut, termasuk melakukan pembinaan.

“Saya belum tau siapa pembina mereka, kalau Polda yang membina tentu lebih baik,” ungkapnya.

Diketahui aksi kejahatan jalanan masih kerap terjadi di Sumateara Utara, khususnya di Kota Medan. Kapolda sendiri sudah mengeluarkan instruksi untuk melakukan pemberantasan terhadap tindak kejahatan jalanan seperti perampokan dengan menggelar patroli dan razia rutin, termasuk mengaktifkan kembali razia preman.

“Ini menjadi kebijakan saya yang pertama, karena ini langsung menyentuh masyarakat,” ungkapnya.   (SB 02)