Jadi Korban ‘Mafia’ Tanah, Pembunuhan Ridwan Surbakti Harus Diusut

MEDAN-SUMBER

Pengamat Sosial USU Drs Wara Sinuhaji MHum mengatakan, tewasnya Ridwan Surbakti alias Iwan (40) warga Jalan Sempakata Kecamatan Medan Selayang diperkirakan karena korban permainan mafia tanah. Adanya konflik antara ahli waris alamarhum Kapak Sitepu yang merasa memiliki tanah di eks Sumatera Village yang sekarang berubah jadi Gereja Bethel di bawah Yayasan Surya Kebenaran Internasional (YSKI).

TEWAS-DIDORMenurut ahli waris Kapak Sitepu, Zulkarnain Nasution kepada Wara Sinuhaji MHum ,bahwa Kapak Sitepu yang buta memiliki lahan luas , beserta anaknya dibunuh tahun 1990 yang sampai sekarang belum terungkap siapa pembunuhnya. Setelah tewasnya Kapak Sitepu, tanahnya beralih kepada pengusaha BB yang kemudian membangun village. Tapi terakhir, village itu beralih menjadi bangunan tempat ibadah. Namun kemudian keluarga Kapak Sitepu kembali berusaha menguasai tanah itu dan membangun gubuk disana. Lalu, konon ceritanya pihak Gereja keberatan dan menyuruh kelompok preman membakar gubuk itu,kata Wara.

“Kalau Kapolda konsekwen memberantas mafia tanah, maka kasus di eks Sumatera Village ini yang kini sudah berubah jadi Gereja, harus diusut tuntas oleh kepolisian sampai ke akar-akarnya,” kata Wara di Medan kepada wartawan, Jumat (19/9).

Dikatakannya, tertembaknya Ridwan Surbakti ini dan kini heboh di media massa, karena istrinya Lenni sudah minta bantuan ke LBH dan mengadu ke Propam Poldasu.

Pengaduan ini adalah hal yang wajar dan normatif. Diharapkan kasus ini jangan lari dari substansi yang sebenarnya. Peristiwa yang memicu kematian Ridwan Surbakti ini karena faktor “sebab akibat”.

Kasus ini juga terkait dengan adanya bangunan gubuk di depan GBI. Gubuk ini dibangun oleh keluarga Kapak Sitepu, karena mereka merasa itu miliknya. Ahli warisnya itu salah satu Zulkarnain Nasution SH yang juga dosen Fakultas Hukum USU yang juga sebagai kuasa ahli waris alm Kapak Sitepu.

Disisi lain, Gereja Bethel merasa itu lahan mereka karena telah dibeli dari Sumatera Village. Jadi ini pemicu konflik itu. Diduga, pihak gereja memanfaatkan preman termasuk Ridwan Surbakti untuk membakar rumah gubuk keluarga Kapak Sitepu.

Dari saksi-saksi yang sudah ditanyai keluarga alm Kapak Sitepu dan memang ada yang saksikan Riwan Surbakti sebagai pimpinan membakar rumah di tanah Kapak Sitepu, dan kemudian diadukan ke Polsek Delitua. Dan kemudian pihak Polisi mengusut dan mencari Ridwan Surbakti,yang kemudian tewas tertembak.

“Jadi sejauh mana tanggung jawab pihak gereja yang menyuruh preman dibawah komando Ridwan Surbakti untuk membakar gubuk tadi,” kata Wara.

Dikatakan Wara, kalau pihak kepolisian ingin mengungkapkan secara tuntas, Ridwan Surbakti itu melakukan pembakaran itu bukan sendiri. Dan menjadi pertanyaan bagi saya, kenapa hanya Ridwan Surbakti yang dihabisi?.

Harga tanah Kapak Sitepu ini, kata Wara diperkirakan mencapai Rp15 miliar. Dan hanya melalui tanah Kapak Sitepu ini, gampang untuk jalan ke lokasi Gereja. Sementara Kapak Sitepu tidak menjual tanahnya, sehingga dia dihabisi tahun 90-an.  (SB 02)