Awas ! Rekening Virtual Bitcoin Produk Berisiko Tinggi

banner 468x60

MEDAN – SUMBER

Merebaknya penggunaan bitcoin akhir-akhir ini banyak mengundang respon masyarakat. setelah saya pelajari harga Bitcoin itu mengalami fluktuasi nilai yang saya pikir tidak jauh berbeda dengan saham. Bedanya saham selalu memiliki underlying asset, sementara Bitcoin saya nilai tidak memiliki underlying asset. Demikian dikatakan Pengamat ekonomi Sumut/IAIN SU/LP3I Medan & Analis Ekonomi di salah satu sekuritas BUMN di Kota Medan, Gunawan Benjamin kepada wartawan, hari ini.

banner 336x280

Gumawan“Sehingga begini, jika saham acuan pembentukan harga terletak pada demand and supply, maka hukum penawaran dan permintaan berlaku. Pada Bitcoin saya menilai hukum penawaran dan permintaan bisa berlaku, namun bagaimana dengan sisi persediaan itu sendiri,” paparnya.

Dia menjelaskan sisi persediaan untuk bitcoin bisa diatur sedemikian rupa karena menggunakan angka virtual. Namun bila Bitcoin menggunakan referensi harga mata uang US Dolar, nah disini memang pembentukan harga Bitcoin itu memungkinkan terjadi. Hal yang sama pada transaksi futures, dimana harga yang terbentuk merupakan harga yang digunakan yang dihasilkan dari sistem transaksi jual beli sebenarnya. Meskipun barang yang ditransaksikan di futures itu tidak ada.

“Nah kalau sudah begitu, maka mereka yang membeli Bitcoin sebenarnya lebih memilih untuk “berinvestasi” ketimbang digunakan sebagai alat tukar. Fluktuasi harga Bitcoin yang naik turun tentunya bisa disimpulkan sebagai produk yang memiliki resiko. Sehingga bila ingin membeli Bitcoin perhatikan dahulu resikonya. Pastikan dulu kenaikan harga Bitcoin ada pengaruh dari demand and supply-nya atau justru hanya bergerak mengikuti pergerakan US Dolar atau mengikuti acuan harga apa,” ungkapnya.

Dia menegaskan untuk sistem pembayaran, saya memang belum menemukan perusahaan jasa yang bisa dibayar dengan menggunakan Bitcoin tersebut. Kalau sudah masuk ke sistem pembayaran, saya pikir legalitasnya harus ditanyakan, bisa dikonfirmasikan ke Bank Indonesia (BI). Karena hingga hari ini alat pembayaran yang sah itu masih uang yang kita gunakan sehari-hari.

“Kalaupun ada klaim bahwa pembayaran bisa dilakukan dengan Bitcoin, masalahnya adalah ada fluktuasi harga disitu. tentunya ada harga Bid (permintaan) dan harga offer (penawaran). Nah kalau harganya sudah fluktuatif seperti itu maka acuan harga eksekusinya bagaimana. Tentunya kan ada acuannya. Sehingga kalau melakukan transaksi dengan menggunakan uang Bitcoin di Indomaret sistemnya itu seperti apa. Karena sejauh ini literatur yang saya baca hanya penjualan voucher Bitcoin saja yang bisa dilakukan di Indomaret,” ungkapnya.

Terkait dengan membeli Bitcoin bisa ditransfer kemana aja, saya pikir wajar, bila ditransfer ke sesama pengguna Bitcoin. Sangat memungkinkan itu karena itu rekening virtual tanpa ada penyerahan fisik. Selain itu bila ingin mencairkan Bitcoin dalam waktu segera mungkinkah itu terjadi?, karena ini sangat bergantung kepada likuiditas Bitcoin itu sendiri.

“Saya menilai ada banyak pertanyaan yang menyimpulkan keraguan pada transaksi Bitcoin. Dan saran saya sebaiknya masyarakat hati-hati. Dan saya mengharapkan ada produk hukum yang jelas di negeri ini untuk menjembatani bentuk prduk seperti itu, termasuk juga bentuk investasi bodong yang berjargon macam-macam,” tambahnya.[06]

banner 336x280