BINJAI-SUMBER
Sejak di berlakukannya pembatasan BBM subsidi oleh pemerintah, sejumlah SPBU di Kota Binjai mengalami kelangkaan solar.
Amatan SUMBER (sumutberita-rted), di SPBU Pasar 1, Tandem, Kota Binjai sejak Kamis malam hingga Minggu kemarin, bahan bakar jenis solar mengalami kelangkaan. Pasokan solar belum juga di terima pihak SPBU dari Pertamina.
Selain SPBU Pasar 1, Tandem, SPBU Tanah Tinggi, Kilometer 21, Kota Binjai juga mengalami kelangkaan bahan bakar jenis solar.
SPBU Rambung, Binjai juga mengalami hal yang sama, hingga kini, mereka tidak menjual bahan bakar solar karena tidak adanya pasokan yang diterima dari Pertamina.
Suasana SPBU terlihat lengang, hanya satu dua kendaraan yang berhenti untuk mengisi bahan bakar premium.
Sejumlah pekerja SPBU mengaku, belum diketahui apa penyebab langkanya bahan bakar solar. “Yang pasti, dari tadi malam, SPBU tempat kami bekerja tidak ada bahan bakar solar,” jelas Surya, salah seorang pekerja SPBU.
”Selama kebijakan pemerintah tentang pembatasan BBM, SPBU tempat kami bekerja selalu kekurangan BBM.
Di sini selalu kurang BBM. Misalnya hari ini masuk BBM, dua hari kemudian baru masuk lagi, sementara pasokan yang diberikan dibatasi, sehingga kami tidak bisa memberikan pelayanan yang baik kepada konsumen,” ,” ucap Ani (25) diamini sejumlah pekerja lainnya.
Sementara sejumlah warga di kotamadya Binjai saat ditemui di tempat terpisah mengaku kalau kelangkaan solar tak luput dari ulah para pengusaha SPBU yang ingin meraup untung besar.
Bagaimana tidak, misalnya hari ini masuk solar satu tangki dari pertamina, setengah dari itu diamankan ke gudang untuk dijual ke sejumlah pabrik di kota Binjai dengan harga Rp 6 ribu. Bayangkan saja, kalau pengusaha mendapatkan untung Rp 500 per liternya saja dari 8000 liter yang bisa dijual ke pabrik, mereka sudah meraup untung Rp 4 juta. Kalau gini ceritanya ya lebih bagus solar langka dong. Solar langka, pengusaha SPBU kaya raya lah, jelas Salam (37) warga Tanah Merah Binjai.
Hal yang sama diungkapkan sejumlah supir truk saat ditemui di jalan Megawati/ ring road Binjai. “Kalau sebagian solar yang masuk ke SPBU dijual ke pabrik itu sudah terjadi sejak lama, tapi dipirkan juga lah untuk kami. Bagaimana kami mau ngasi makan anak istri kami kalau truk kami gak jalan karena solar habis,” kesal Saroha Tambunan (44) diamini sejumlah supir lainnya. (SB 22)