Judi Kota Bangun Terbesar di Sumut

banner 468x60

MEDAN-SUMBER

Praktik perjudian besar-besaran tak pernah habisnya di Sumut. Teranyar adalah lokasi perjudian terbesar yang berada di Jalan Perak Kota Bangun, Kec. Medan Deli. Untuk memuluskan perjudian itu, para cukong judi merogoh koceknya hingga Rp 100 juta per hari untuk disetorkan kepada oknum perwira Kodam dan oknum Poldasu.

banner 336x280

Dadu kota bangunPantas saja, setiap kali akan dilakukan penggerebekan selalu bocor duluan. Bocornya informasi itu dipastikan dari orang dalam Poldasu sendiri yang terduga memiliki kepentingan tertentu agar arena perjudian yang sudah mirip Las Vegas itu tetap beroperasi.

Adapun rinciannya, setiap putaran/sip permainan dadu/samkwan yang diketahui tiga kali dalam sehari, sip pagi, siang dan malam. Bandar disebut bernama Jepri alias Ayak dan Agus Besi alias Agut membayar pengamanan sekitar Rp35 juta/sip dan selebihnya untuk pengamanan permainan judi jenis rolex, kyu-kyu yang juga berada satu lokasi dengan judi dadu/samkwan di Jalan Perak, Kota Bangun, Medan Deli.

Sesuai informasi diperoleh, Jepri alias Ayak dan Agus Besi alias Agut menyerahkan dana pengamanan tersebut kepada oknum perwira Kodam berinisial AJ dan oknum VC Polda berinisial HRP untuk dibagikan kepada beberapa satuan samping maupun petugas yang lokasi judi masuk dalam wilayah hukumnya.

Hasil investigasi kru SUMBER (sumutberita-red) di lokasi judi, markas judi terbesar itu sangat dicari para pemain dadu/samkwan terutama warga keturunan Tionghoa. Para pemain ini kebanyakan dari kawasan Kompleks Asia Mega Mas dan beberapa lokasi lain di Medan. Para pemain ini juga merupakan pemain judi dadu/samkwan yang pernah ditangkap kepolisian dalam kasus yang sama, namun tidak mendapat efek jera sehingga tetap saja nekad bermain judi.

Sedangkan lokasi perjudian di Jalan Perak, Kota Bangun, Medan Deli saat ini ada dua lokasi. Setiap lokasinya tetap dijaga dan dikawal oknum berambut cepak. Lokasi permainan judi dadu/samkwan ini berada tidak jauh dari warung yang sengaja menjual makanan dan minuman guna mengelabui masyarakat.

Sedangkan untuk pemainnya, para penjaga tidak memperkenankan para pemain pribumi masuk bila tidak terlebih dahulu memperlihatkan uang tunai dalam jumlah besar.

“Aku pernah masuk sama kawanku mata sipit bang. Pertamanya aku tidak dikasih, tapi setelah kawanku ngomong bahasa Tionghoa baru dikasih masuk. Banyak-banyak kali taruhan mereka bang, bisa sekali pasang menebak mata dadu besar atau kecil sampai Rp100 juta. Kalau melihat dari uang taruhan itu, bisa miliaran juga perputaran uang di situ per hari bang. Anak kecil hingga yang sudah bau tanahpun ada juga main bang,” ujar sumber.

Sementara itu, penuturan warga yang tidak jauh dari markas judi dadu mengungkapkan kondisi perjudian di kampungnya sudah sejak lima tahun. Meski pernah digerebek polisi, namun tetap saja beroperasi sehingga judi dadu/samkwan itu terkesan dipelihara aparat.

Keresahan warga sekitar juga tidak dapat dilampiaskan guna menutup lokasi itu, meski bukan rahasia lagi. Oknum-oknum yang memuluskan permainan judi itu merupakan aparat bersenjata. Lebih menyedihkan lagi, meski aparat tersebut mengetahui dampak permainan judi kepada masyarakat sekitarnya, mereka seolah-olah tidak perduli dan lebih mementingkan diri sendiri.

“Kami masyarakat sini mana ada yang setuju dengan adanya lokasi judi dadu itu bang. Di lokasi judi dadu itu kebanyakan orang Tionghoa. Permainan juga dikawal aparat. Kami pribumi di sini hanya bisa melihat dari jauh bang, memang rusak juga mental warga di sini akibat perjudian lokasi judi itu bang”, kata warga.

Direktur Ditreskrimum Poldasu Kombes Pol Dedi Irianto yang ditemui wartawan di gedung Ditreskrimum,  mengatakan pihaknya akan terus memberantas praktik perjudian di Sumatera Utara khususnya Kota Medan.

“Kita fokuskan untuk pemberantasan judi di Kota Medan terlebih dahulu, karena di kota saja belum bersih apalagi di luar daerah” ujar Dedi. Disinggung maraknya praktik perjudian di Kota Bangun Marelan, Dedi mengaku telah mengintai lokasi tersebut, dan beberapa kali sudah dilakukan penggerebekan. Sayangnya hasilnya selalu tidak memuaskan karena informasi sudah bocor duluan.

“Kita sudah intai dan sudah pernah kita grebek, bahkan kemarin sudah saya siapkan brimob satu truck untuk menggerebeknya, namun sewaktu petugas ke lokasi ternyata permainan judi di sana tidak ditemukan. Saya menduga informasinya sudah dibocorkan” ujar Dedi.

Begitu juga saat wartawan mengatakan bahwa saat ini praktik perjudian seperti di Kota Bangun dibekingi oknum satuan samping, Dedi menyatakan bahwa jika dalam penggerebekan ditemukan oknum tersebut, maka pihaknya akan berkoordinasi dengan POM.  (SB 06)

banner 336x280