Orang Tua Wartawan Penuhi Panggilan Propam Polres Karo

banner 468x60

SUMUTBERITA.com | M. Simalango dan R br Situmorang, warga Jalan Irian Kabanjahe, memenuhi panggilan Sipropam Polres Karo, Selasa (15/7) untuk dimintai keterangan seputar ancaman pembunuhan kepada salah seorang wartawan yang juga anak mereka, Pardi Simalango (24) yang dilakukan oleh Kapolsek Munte, AKP Guncang Sirait beberapa waktu lalu di kediamannya.

JUrnalis Adalah Pewarta
JUrnalis Adalah Pewarta

Dalam keterangan keduanya dihadapan penyidik bermarga Situmeang, keduanya menceritakan aksi tidak terpuji dan ketidakprofesionalan Guncang Sirait sebagai salah satu pimpinan kepolisian di Kecamatan Munte. Saat itu Guncang Sirait datang dengan mengendarai mobil Innova berwarna hitam dan langsung menanyakan keberadaan tiga orang wartawan yakni Pardi Simalango, Baron Purba dan Riza Pinem dengan nada marah.

banner 336x280

Dikatakan mereka, kemarahan Guncang dipicu adanya pemberitaan di media massa terkait dugaan kuat bahwa dirinya selaku pimpinan Polsek Munte mengkoordinir/ mengelola judi jackpot di beberapa lokasi di Kabupaten Karo. Disamping itu, memuncaknya amarah Guncang disebabkan adanya pesan singkat yang dilayangkan Pardi Simalango kepada Kabid Humas Polda, Kombes Raden Heru Prakoso terkait dugaan koordinir jackpot tersebut.

Usai menjalani pemeriksaan, kepada SUMUTBERITA.com, R br Situmorang mengatakan, dalam pemeriksaan tersebut mereka diajukan puluhan pertanyaan oleh penyidik seputar peristiwa tersebut. “Ada puluhan pertanyaan yang diajukan oleh penyidik kepada kami dari awal peristiwa hingga akhir,” ujarnya.

Dikatakannya, kedatangan Guncang Sirait dan melakukan pengancaman akan menembak kepala anaknya, mengakibatkan kondisi kesehatan dirinya saat ini menurun drastis. “Rasa was-was dan takut setiap hari ada, apalagi kalau anakku (Pardi) kelamaan pulang. Karena polisi itu (Guncang) kemarin ngancam-ngancam, penyakit jantungku udah kambuh lagi. Cuaca panas pun aku kedinginan. Gimana hatiku kalau anakku diancam-ancam,” keluh R br Situmorang.

Padahal, lanjutnya, saat itu dirinya berupaya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Namun, katanya, saat itu Guncang Sirait tetap marah-marah dan menyampaikan ancaman kepada anaknya hingga berkali-kali.

Sama halnya, saat dirinya menanyakan kepada Guncang, punya siapakah jackpot seperti yang diberitakan di media massa tersebut, Guncang pun semakin memuncakkan amarahnya sembari menuding pemilik jackpot tersebut salah seorang anggota TNI yang bertugas di Kodim 0205/TK.

“Bah, idia ma huboto, gabe dohot hamu meng interview au. Unang hamu songoni ito. Asa iboto ito da, jackpot ni si Gultom do i, anggota Kodim Raya imana. (artinya : Yah, mana ku tahu, jadi kamu menginterview aku. Jangan ito gitu. Biar ito tahu ya, jackpot itu punya si Gultom, anggota Kodim Raya),” ungkap R br Situmorang menirukan perkataan Guncang saat itu dengan nada tinggi.

Ia mengatakan, pertanyaan tersebut ia layangkan kepada Guncang Sirait agar mengetahui siapakah pemilik jackpot tersebut. “Seharusnya dia jangan salah persepsi, aku nanya itu sama dia biar aku tahu itu punya siapa. Biar aku tahu menasihati anakku supaya jangan diberitakan lagi,” ucapnya.

Sementara, salah seorang saksi mata S Sinurat (25) juga akan dilakukan pemanggilan oleh Sipropam Polres Karo. Hal itu sesuai pengakuan R br Situmorang kepada penyidik bahwa saat itu Suaranta sedang membeli gas ukuran 3 kg di warung miliknya.

“Tadi penyidik menanyakan siapa saja saksi mata saat kedatangan polisi itu (Guncang) kemarin. Ku bilang S Sinurat saat itu berada di kedai waktu dia (Guncang) ngancam-ngancam. Kebetulan si Suaranta waktu itu lagi beli gas 3 kg. Kata penyidik, besok dia akan dipanggil untuk memberi keterangan,” katanya.

Kasi Propam Polres Karo, NG. Ginting saat dikonfirmasi koran ini, Selasa (15/7) sekira pukul 18.00 WIB membenarkan pemeriksaan kepada kedua orang tua Pardi Simalango terkait peristiwa pengancaman pembunuhan yang dilakukan Kapolsek Munte, AKP Guncang Sirait. “Udah diperiksa tadi, dan akan terus kita tindaklanjuti. Selamat sore,” ujar Ginting.

Saat ditanya seputar kapan akan dilakukan pemanggilan dan pemeriksaan kepada terlapor, AKP Guncang Sirait, Kasi Propam meminta wartawan bersabar. “Setelah semua saksi-saksi diperiksa, baru kita buat ajuan ke pimpinan. Sabarlah kalimbubu,” jelas Ginting melalui pesan singkat selulernya.

Sekedar mengingatkan, sebelumnya AKP Guncang Sirait datang kekediaman R br Situmorang dan melakukan pengancaman pembunuhan kepada Pardi Simalango melalui kedua orang tuanya. “Idia si Pardi. Dibaritahon halaki muse au mengelola jackpot i Tanah Karo on. Sidung i di SMS imana muse hu Polda, idokkon au mengelola jackpot i Tanah Karo on. Ungga i makki-makki Kapolres au. Sonari na boha pe nungnga sarupa be huhilala. Marsimatean pe taho.

(Artinya: Mana si Pardi?. Diberitakan orang itu pula aku ngelola jackpot di Tanah Karo ini. Siap itu di SMS nya pula ke Polda, dibilangnya aku ngelola jackpot di Tanah Karo ini. Udah di maki-maki Kapolres aku. Sekarang yang gimana pun samanya kurasa. Mati-matian pun aku berani),” ujar kedua orang tua Pardi, M. Simalango dan R br Situmorang menirukan ucapan Guncang Sirait saat itu.

Melihat itu, tetangga dan warga setempat yang mendengar dan melihat aksi ngamuk Guncang Sirait sontak kaget. Akhirnya, kedua orang tua Pardi berupaya untuk menenangkan Guncang dengan mengajaknya masuk ke dalam kedai kelontong untuk membicarakan permasalahan tersebut.

Ajakan itu pun ia terima, namun tidak meredakan amarahnya. Beberapa kali ia melontarkan ancaman yang ditujukan kepada Pardi melalui kedua orang tuanya. “Asa i boto ito da, molo soppat au dang jadi kapolsek be alani on, hupamate ma si Pardi on. Marhua be au mangolu, asa rappak mate. Hu bolahonma butahanai. Hu tebbak ulunai sar-sar boha haroa. Paling holan tu penjara au. Unang irippu imana selesai holan songonon.

(Artinya: Biar ito tahu ya, sempat aku gak jadi kapolsek lagi karena ini, kumatikan si Pardi ini. Ngapain lagi aku hidup, biar sama-sama mati. Ku belah perutnya itu. Ku tembak kepalanya pecah gimana rupanya. Paling cuma ke penjara aku. Jangan pikir cuma gini udah selesai),” ungkap orang tua Pardi lagi menirukan ancaman Guncang Sirait.

Sebelumnya, AKP Guncang Sirait ketika dikonfirmasi ProMedia, Jumat (4/7) siang perihal jackpot tersebut mengatakan bahwa, mesin judi jackpot yang berada di kawasan Kampung Dalam Kabanjahe bukan lah miliknya, melainkan milik seorang warga Kecamatan Simpang Empat bermarga Surbakti. “Itu bukan punyaku. Punya Surbakti warga Simpang Empat itu,” ujarnya.

Ketika ditanyakan mengenai mesin jackpot di sejumlah titik di Kecamatan Munte yang dikabarkan adalah milik Kapolsek Munte tersebut, dirinya juga membantah jackpot itu miliknya. “Kalau tidak percaya, silahkan dicek saja. Lagian heran aku nengok kau, kok gitu pertanyaannya, makanya kau cek aja lah dulu ya,” ujar Guncang Sirait sembari menutup selulernya.

banner 336x280