LAPORAN : BAMBANG FRANSISCO – WARTAWAN SUMUTBERITA.com
TANAH KARO – Sejak dua pekan terakhir, harga jual gas elpiji ukuran 3 Kg di Kota Kabanjahe dan Berastagi, Kabupaten Karo mulai mahal dan sulit didapat. Sehingga para Ibu Rumah Tangga bahkan pengusaha rumah makan mengeluhkan kelangkaan gas elpiji yang menjadi kebutuhan utama masyarakat.
“Walaupun di dapat gas elpiji ukuran 3 Kg harganya mencapai Rp.23 Ribu hingga Rp.25.000 Biasanya harganya hanya Rp. 17 Rb, tapi sekarang susah didapat dan kalaupun ada harganya Rp.25 ribu,” ungkap Khosim (50) salah satu warga Kabanjahe pengusaha rumah makan, Selasa ( 18/3) sekira jam 10.15 Wib.
Hal senada dikatakan Juminah (53) pedagang gorengan di Berastagi, dimana gas elpiji ukuran 3 Kg di Kota Berastagi juga langka dan harganya membumbung tinggi. “Bukan di Kabanjahe aja gas elpiji susah didapat, di Berastagi pun begitu. Dan kalo adapun harganya selangit Rp. 26 Rb,” ujarnya.
Sementara K. Peranginangin (48) salah satu pengecer gas elpiji ukuran 3 Kg mengatakan, kelangkaan gas elpiji ukuran 3 Kg membuat para pengecer juga ikut resah. “ Saya juga bingung, apakah ini terjadi karena kesalahan pemerintah yang tidak siap atau ada permainan antara pengelola SPBE atau agen di masyarakat,” imbuhnya mengakhiri
Akibat kelangkaan dan melonjak tinggi harga gas 3kg tersebut serta beraneka ragam harganya, pemerintah daerah Kabupaten Karo melalui Tim pengawasan atau Satuan Tugas dari Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) serta Bagian Perekonomian Setdakab akan melakukan rapat koordinasi bersama Pertamina dan agen gas elpiji 3 Kg dalam waktu dekat ini dan direncanakan akan diadakan pada hari Jumat (28/3).
Hal ini disampaikan Petrus Ginting selaku Kepala Bagian (Kabag) Perekonomian Setdakab Karo, Selasa (18/3) sekira jam 15.15 Wib. “Rencana hari Jumat akan diadakan rapat koordinasi pengawasan gas bersubsidi dengan pihak Pertamina dan para agen. Agar masalah ini tidak berlarut-larut, nanti disitu bisa diketahui berapa harga elpiji ukuran 3 Kg sampai ke pengecer. Dan kalau ada permainan harga para agen dan pengecer resmi akan kita tindak tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku, ” ujar Ginting.
Namun katanya lagi dan sepengetahuannya bahwa saat ini gas elpiji ukuran 3 Kg rata-rata dijual pengecer berkisar Rp. 18 Ribu hingga Rp.19 Rb. “ Mungkin saja hanya satu dua pengecer yang menjual sampai Rp. 25 Rb. Dan mungkin itu di kampung-kampung yang sangat jauh seperti di Lau Baleng atau Mardinding, karena dihitung dengan ongkos pengangkutannya,” imbuhnya.
Menurutnya, Harga Eceran Tertinggi (HET) elpiji 3 Kg belum bisa diatur karena titik nolnya yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBE) yang berada di Merek belum beroperasi dan masih dari Pancur Batu. Namun, soal harga dari Pertamina sampai ke pengecer dan kelangkaan akan dicek semua dan hasilnya dilaporkan keatas untuk diambil kebijakan.
“Saat ini ada peningkatan konsumsi masyarakat akan gas elpiji ukuran 3 Kg. Karena banyak warga yang beralih dari gas ukuran 12 Kg ke 3 Kg dan belakangan ini juga warga yang menggunakan elpiji 3 Kg meningkat,” ujarnya.
Dijelaskannya lagi bahwa, pemerintah daerah Kabupaten Karo sudah mengusulkan untuk penambahan kuota elpiji ukuran 3 Kg untuk Kabupaten Karo. Karena pada tahun 2013 gas ukuran 3 kg hanya berkisar 2.175 tabung. “Mudah-mudahan Tahun 2014 ini usulan penambahan kuota tabung sebesar 200 ribu tabung akan terealisasi,” tukasnya mengakhiri.