Warga Desa Gurusinga Bermohon Dihutan Raja Gunung

banner 468x60

LAPORAN : PARDY SIMALANGO – TANAH KARO

SUMUTBERITA.com | Warga Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, Jumat (17/1), menggelar acara pemanjatan doa serta permohonan kepada leluhur mereka, Raja Gunung (sebuah kawasan hutan seluas 8.000 m) yang diyakini oleh masyarakat sebagai leluhur mereka.

banner 336x280
Kaum ibu warga Desa Gurusinga tampak memanjatkan doa sembari meletakkan sirih dan rokok sebagai persembahan.
Kaum ibu warga Desa Gurusinga tampak memanjatkan doa sembari meletakkan sirih dan rokok sebagai persembahan.

Kegiatan yang digelar sekaligus membersihkan parit berukuran 2 meter yang mengitari kawasan hutan Raja Gunung tersebut bertujuan untuk meminta permohonan agar bencana erupsi gunung Sinabung tidak berdampak hingga ke Desa Gurusinga serta kiranya bencana yang berkepanjangan tersebut dapat segera berakhir, sehingga para pengungsi yang sudah selama 4 bulan lebih berada di camp-camp penampungan dapat kembali ke kampung halaman mereka masing-masing.

Menurut warga desa tersebut, Hutan Raja Gunung adalah milik semua masyarakat Desa Gurusinga dan dipercayai sebagai leluhur. Ada juga cerita-cerita mistis yang mengisahkan Raja Gunung adalah sebuah hutan yang tidak bisa dimasuki oleh sembarang manusia. Bahkan, penduduk setempat pun tidak berani masuk ke dalam.

“Tidak sembarang orang boleh masuk ke dalam, Raja Gunung adalah tempatnya para leluhur masyarakat Desa Gurusinga dan merupakan sebuah tempat yang sakral,” ujar Kepala Desa Gurusinga, Asin Gurusinga saat di temui wartawan di lokasi kegiatan.

Lokasi kawasan hutan Raja Gunung di Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, yang dianggap sakral oleh warga setempat.
Lokasi kawasan hutan Raja Gunung di Desa Gurusinga, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, yang dianggap sakral oleh warga setempat.

Dikatakannya, kegiatan pemanjatan doa tersebut dimulai pada pukul 08.00 Wib pagi dan diikuti 200-an lebih warga Desa Gurusinga yang kesemuanya terlebih dahulu bergotong royong membersihkan parit yang mengelilingi kawasan hutan Raja Gunung.

“Inti dari melakukan kegiatan pemanjatan doa ini adalah kami warga Desa Gurusinga meminta agar desa kami tidak terkena imbas dari bencana Sinabung yang belakangan ini semakin menjadi–jadi saja. Selain itu, kita bermohon kepada para leluhur agar bencana yang sudah berkepanjangan ini dapat segera berakhir agar para pengungsi dapat kembali pulang ke kampungnya dan dapat melakukan aktivitas masing–masing, kasihan mereka sudah lebih 4 bulan lamanya tinggal di pengungsian,” sambungnya.

Pantauan wartawan, masyarakat tampak antusias mengikuti kegiatan pemanjatan doa tersebut, kawasan hutan Raja Gunung sesuai dari cerita orang–orang tua mereka adalah rumah atau tempat tinggal para leluhur mereka. Kawasan hutan tersebut tidak sembarang dapat dimasuki dan bentuk dari hutan Raja Gunung tersebut dari dulu hingga sekarang tidak pernah berubah.

Saat berlangsungnya ritual tersebut, acara yang didominasi kaum ibu ini diwarnai pemanjatan doa oleh warga sembari memberikan daun sirih dan rokok sebagai persembahan yang diletakkan di tempat yang dianggap sakral itu.

banner 336x280