LAPORAN : LAMHOT SITUMORANG – TANAH KARO
Aktifitas erupsi gunung api sinabung kembali memuncak, jika kemarin semburan abu vulkanik pada ketinggian 8000 M, semburan terdasyat terjadi kembali, Selasa (20/11) sekira pukul 21.55 Wib dengan ketinggian abu vulkanik 10 000 M, awan panas 500 M (api-red) disertai suara gemuruh. Tidak ada korban jiwa, namun warga sesaat tersentak akibat suara gemuruh bernuansa gempa.
Hal ini disampaikan Komandan Tanggap Darurat Bencana Gunung Sinabung Letnan Kolonel (Letkol) Kav. Prince Meyer Putong SH, Rabu (20/11) pada rapat evaluasi tanggap bencana di posko utama Jalan Veteran Kabanjahe. Tambahnya, walau aktivitas erupsi terus mengalami peningkatan, warga diharap tidak panik namun tetap mengikuti prosedur sesuai arahan pihaknya.
Pendidikan Anak Pengungsi Tidak Terkendala
Pada kesempatan itu juga, Komandan Tanggap Darurat Letkol Kav Prince Meyer P SH yang juga menjabat sebagai Komandan Kodim 0205/TK itu, kepada sejumlah wartawan menegaskan, ditengah serangan alam erupsi gunung api sinabung, pihaknya tetap mengkondisikan pendidikan anak-anak pengungsi.
Lanjtnya, sekitar 1316 Anak korban bencana Gunung Sinabung tetap bersekolah seperti biasa. Para anak ini mengikuti proses belajar di sekolah-sekolah yang terdekat dengan lokasi pengungsian. Kegiatan belajar untuk anak-anak pengungsi terus dilakukan sampai status Gunung Sinabung dinyatakan kembali normal.Walaupun para anak ini tinggal di lokasi pengungsian, pendidikan tetap menjadi prioritas tim tanggap bencana dan Dinas Pendidikan Pemkab Karo.
Lebih lanjut disampaikan, kegiatan belajar mengajar untuk anak-anak pengungsi terus dilakukan sampai status Gunung Sinabung kembali normal. Meski mereka hidup dalam keprihatinan di lokasi pengungsian, pendidikan tetap menjadi prioritas Pemkab Karo dan tim tanggap bencana.
Untuk sementara, mereka belajar dengan menggunakan sejumlah sekolah di Kabanjahe, Berastagi dan Simpang Empat. Para anak ini tentunya tidak mungkin kembali ke sekolah asal di desa mereka, karena khawatir kondisi gunung yang masih belum pasti dan aktivitas Gunung Sinabung yang terus meningkat.
Para anak ini korban bencana Gunung Sinabung terdiri dari 528 siswa murid SD, 414 siswa murid SMP dan 375 siswa murid SMA. Mereka bersekolah di sekolah-sekolah terdekat dengan lokasi pengungsian yang sudah ditentukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Karo. Bahkan untuk 568 anak korban bencana Gunung Sinabung yang menumpang bersekolah di SMP Negeri 1 Simpang Empat dan SMA Negeri Sibintun bergantian memakai gedung sekolah dan mengikuti pembelajaran di sore hari.
Anak korban bencana Gunung Sinabung ini akan terus mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa hingga status Gunung Sinabung dinyatakan aman untuk ditempati mengingat saat ini Gunung Sinabung mengalami peningkatan aktivitas. Bahkan Selasa malam pukul 22.00 Gunung Sinabung kembali erupsi dengan ketinggian debu vulkanik mencapai 10 km. Ini merupakan erupsi terbesar sejak Sinabung meletus di tahun 2013.
Bahkan pada Rabu dini hari dan pagi harinya, Gunung Sinabung kembali meletus dan mengeluarkan debu vulkanik. Kondisi Gunung Sinabung yang tidak dapat diprediksi ini tentunya membuat 6211 pengungsi yang ada di 16 titik pengungsian di Kecamatan Tiganderket, Payung, Namanteran dan kabanjahe belum dapat kembali ke desanya hingga Sinabung dinyatakan aman.
Amatan wartawan, Rabu (20/11) ratusan pelajar yang merupakan anak pengungsi didominasi siswa/I Sekolah Dasar, SLTP dan SMU diantar jemput 2 Unit kenderaan truk Ton Dalmas Polres Tanah Karo, 1 Unit Pick-Up kenderaan Klasis GBKP dari Pos Pengungsian Klasis GBKP Tugu Bambu Runcing Jln Tiga Nderket Kabanjahe untuk melangsungkan proses belajar mengajar di sekolah-sekolah di Kec Simpang Empat Karo.