Pihak RSU Minta Uang DP1 Jt Untuk Operasi
LAPORAN : PARDY SIMALANGO – TANAH KARO
Siong (62) warga Binjai, supir juru lansir material pada pengerjaan proyek Lapen di Desa Tangkidik, Kecamatan Barus Jahe, Kabupaten Karo, yang menjadi korban laka lantas terpaksa menahan luka parah disekujur wajahnya beberapa saat di RSU Kabanjahe akibat dokter bedah RSU tidak bersedia mengoperasi sebelum pihak korban menyerahkan uang muka (DP) Rp 1 juta, Sabtu (2/11) sekira pukul 20.00 Wib.
Penuturan Suwanto (53) selaku pelaksana proyek di RSU Kabanjahe kemarin, Sabtu (2/11) para pekerja proyek jajaran CV. Karya Nusantara melakukan lembur hingga pukul 18.30 Wib untuk menyelesaikan pengaspalan jalan disepanjang Tiga Jumpa-Tangkidik. Saat melansir material, Toyota Kijang Pick Up (Kijang Busuk-red) tiba-tiba mundur di tanjakan Lau Tambak, Desa Tangkidik diduga akibat mobil tersebut tidak layak pakai lagi.
Disaat kendaraan mundur, secara repleks, Siong melompat dari kendaraan sehingga kepalanya terganjal ke roda mobil, akibatnya bagian wajahnya luka parah. Mengetahui peristiwa, Suwanto (53) sebagai pelaksana proyek meminta pertolongan kepada warga Desa Tangkidik untuk mengevakuasi korban dari jepitan roda mobil.
Dibantu sejumlah warga, korban dilarikan ke RSU Kabanjahe. Namun, setibanya di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSU Kabanjahe sekira pukul 19.30 Wib, korban yang awalnya diperiksa dokter jaga dr. Lenny menyarankan bahwa luka yang dialami Siong cukup parah dan harus dioperasi.
Beda dengan komentar warga bermarga Barus, dikatakannya, bahwa dr. Bren selaku ahli bedah meminta uang tunai Rp 1 juta, sebagai Down Paymen (DP) untuk dapat dioperasi. Mendengar lagu permintaan, puluhan warga Desa didampingi Pelaksana tersentak kebingungan mencari uang. Tidak habis akal, salah seorang warga berhasil mendapat uang yang dimohonkan sang dokter, namun warga bermohon agar kwitansi pembayaran dibuat guna pengklaiman terhadap pimpinan perusahaan proyek.
“Saya merasa aneh dalam situasi ini, mengapa dokter itu tidak mau membuat kwitansinya, padahal tujuan saya agar pihak pimpinan perusahaan yang mengerjakan proyek itu dapat mengembalikan uang yang akan saya kasih. Karena situasi sudah serba aneh, kami pun tidak bisa berbuat lagi. Pimpinan perusahaan pun ketika kami hubungi mengaku tidak bisa datang karena anaknya sedang cengeng di rumah,” ujar Barus kepada wartawan di ruang IGD RSU Kabanjahe.
Sementara, dr. Leny selaku dokter jaga saat itu, ketika dikonfirmasi wartawan, mengaku bahwa urusan manajemen tidak dipahaminya. Dia mengaku tugasnya hanya melakukan analisa luka pasien saja. “Saya tidak mengurusi soal manajerial di RS ini, saya sebatas memeriksa luka pasien dan menentukan tindakan kelanjutan. Memang pasien itu harus dioperasi, dan itu ranah dr. Bren selaku dokter bedah, tadi dia disitu kok,” ujar dr. Leny.
Amatan sejumlah wartawan, Sabtu (2/11) di RSU Kabanjahe, pasien bernama Siong terlantar di IGD kurang lebih selama 3 Jam. Setelah mendapat informasi, sekira pukul 23.00 Wib, jajaran partai Politik dari Partai Amanat Nasional (PAN) Kabupaten Karo Firma Barus, AMd dan Bali Ukur Ginting memboyong korban dari IGD ke RS Amanda Berastagi menggunakan armada ambulan PAN setelah menyelesaikan administrasi di IGD.