Bapedalda Deli Serdang Periksa Ipal PT Medisafe Techology

banner 468x60

LAPORAN : FERRI – TANJUNG MORAWA

Ir Artini Marpaung Kepala Dinas Bapedalda Deli Serdang ditemui diruang kerjanya.

Ir Artini Marpaung Kepala Dinas Bapedalda Deli Serdang mengatakan guna mengetahui apakah limbah PT Medisafe Techology (MS) yang bergerak di industri sarung tangan di Jalan Batang Kuis Gang Tambak Rejo Pasar IX Desa Buntu Bedimbar, Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang pihaknya telah terun ke lokasi untuk mengambil sempel air.

banner 336x280

Namun dirinya belum dapat menjelaskan apakah limbah dari PT Medisafe Techology masih di bawah ambang batas yang ditentukan sehingga masih dinyatakan aman, karena sempelnya baru diambil untuk diperiksa di labolatarum ucap Ir Artini Marpaung Kepala Dinas Bapedalda Deli Serdang kepada wartawan Senin(15/7) diruang kerjanya .

Menurut wanita berdarah suku batak ini, dirinya sudah memerintahkan bawahannya guna melakukan pemeriksaan sesuai dengan UU No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Permendagri  No 32 Tahun 2010 dan bila mana nantinya perusahan sarung tangan itu menyalahi aturan maka pihaknya segera menindak perusahan dengan tegas.

Namun disisi lain, Puluhan warga setempat menuding kalau PT Medisafe Techology yang ada di daerah mereka diduga mencemari lingkungan. pencemaran di aliran Sungai belumai Pelampisan akibat limbah PT Medisafe Techology sudah terjadi sejak dua atau tiga tahun lalu. Pencemaran semakin parah, karena saluran pembuangan air terlihat dibangun di pinggir sungai.

Akibatnya, bau menyengat tak terhindarkan. Sebagian warga mengeluhkan sakit setelah menghirup limbah cair tersebut. Kesal dengan dampak pencemaran itu, warga sudah berulang kali menyampaikan keluhan itu kepada pihak perusahan, pemerintah desa dan kecamatan namun keluhan itu ibarat angin malam saja ujar Jainal Abidin didampingi puluhan warga lain.

“Anak-anak lebih parah, mereka sampai muntah-muntah ketika bau limbah sampai di rumah, biasanya pas hujan atau setelah hujan. Sakit kepala sudah sering dirasakan oleh kami, kalau sampai sakitnya parah dan harus dirawat apa pabrik mau menanggung biayanya?” kesal Murti (50), dan Saptono.

Selain mencemari lingkungan, kini warga juga kesulitan mendapatkan air bersih karena sumur warga terindikasi telah bercampur dengan limbah. Padahal sumur-sumur tersebut merupakan sumber air bersih bagi warga setempat.

“Kami sudah tidak tahan dengan baunya, kini limbah sudah mulai masuk ke areal sumur. Air sumur tidak layak pakai dan sudah tidak berguna lagi karena airnya tercemar,” geramnya.

Selain itu warga setempat mengancam akan menutup saluran dari limbah pabrik, jika tidak segera menanggulangi pencemaran itu. “Kami beri waktu dua sampai empat pekan, kalau masih sama saja akan kami tutup saluran air dari pabrik yang mengarah ke sungai Pelampisan. Kami akan cek lagi nanti,” tegas Suyono.

banner 336x280