LAPORAN : MOPEN MALANGO – TANAH KARO
Hujan deras yang menguyur kota wisata Berastagi, Kabupaten Karo, berdurasi satu jam lebih sekira pukul 13.30 Wib, membuat sebuah mobil kijang rental Nopol BK 1887 DL jurusan Medan-Samosir yang berpenumpang empat orang mogok di jalan lintas Berastagi–Kabanjahe, tepatnya di Jalan Jamin Ginting, Simpang Pekong, Desa Sempajaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo dan membuat ibu serta anak laki–lakinya tewas terbawa derasnya aliran air hujan yang berasal dari drainase air yang tidak baik.
Informasi yang diperoleh SUMUTBERITA.com di lokasi, Rabu (3/4), korban, Dr. Elisabeth boru Siringo-ringo (34), warga Perum Setia Budi Makmur I, Blok E No. 15 Medan, dan anak laki-lakinya Lowi Samuel Tarigan (4), tewas terbawa arus air hujan yang deras melanda kota wisata Berastagi. Ketika mobil rental mereka mogok diperkirakan karena busi mobil basah, korban yang bertugas sebagai dokter di Samosir spontan merasa cemas, dan berusaha turun dari mobil ketika air sudah menggenangi sebatas lantai mobil.
Menurut seorang saksi mata yang ikut mencari keberadaan mayat korban bernama Hasan (20) warga Desa Sempa Jaya, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, menuturkan, saat itu sekitar pukul 14.00 wib, rombongan korban yang berjumlah delapan orang berangkat dari arah Kabanjahe menuju Medan. Sesampainya di Simpang Pekong, akibat hujan lebat, mobil yang mereka tumpangi mogok dan saat itu mobil diperbaiki oleh supir, kemudian korban turun sambil menggendong anaknya.
Namun, korban tidak menyangka bahwa saat beberapa kali melangkah dari lokasi mogoknya mobil tersebut, tanpa sengaja ia menginjak lubang di dekat parit dipinggir aspal tersebut, sehingga tergelincir dan berakibat fatal sehingga air luapan hujan tersebut yang semakin membesar membawa korban beserta anaknya sehingga rekan korban yang berada satu mobil dengan mereka berusaha menolong mereka, namun tidak berhasil sehingga mengundang perhatian warga sekitar. Oleh warga yang melintas kemudian berusaha mencari keberadaan korban beserta anaknya.
Kapolsekta Berastagi Kompol Sufiyatno didampingi Camat Berastagi Petrus dan Kepala Desa Sempajaya kepada sejumlah wartawan mengatakan, “Karena merasa cemas akibat mobil dalam keadaan oleng karena derasnya arus air, korban tersebut turun dari mobil dan menggendong anaknya meski sudah diperingati sopir, Kristian Siahaan (25) warga Jalan Pintu Air VI, Kelurahan Kuala, Medan Johor, agar tidak turun. Namun, korban tetap turun dan seketika saat dirinya sedang menginjak air, diduga ada lubang yang lumayan besar sehingga mengakibatkan korban terpeleset dan terjatuh bersama anaknya. Kemudian kedua korban diseret arus air hujan yang deras ditambah lagi dengan kencangnya air yang berasal dari drainase air atau gorong–gorong yang kurang baik,” terang Kapolsek Berastagi.
Dikatakan Kapolsek, mengetahui adanya korban yang hanyut terseret arus, pihaknya bekerja sama dengan warga, serta Lantas Tanah Karo berhasil menemukan korban Dokter tersebut di lokasi Tapin Peceren atau mata air Desa Sempajaya sekira setengah jam saat naas tersebut datang yang berjarak sekira 2 km dari lokasi kejadian. Kemudian anak laki–lakinya dapat ditemukan sekira pukul 15.45 Wib tepatnya di sawah Cawa Cinur, sekira 2 km dari tempat ditemukan ibunya, atau tepatnya antara perbatasan Kota Berastagi dengan Desa Rumah Berastagi.
“Kedua mayat korban tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe, guna mendapat otopsi, dan menunggu suaminya yang bertugas sebagai dokter di Rumah Sakit Peringadi, Medan. Sementara, sopir dan dua penumpang yang bernama Lasmida br Saragih (50) warga Jalan Garu VIII, Medan dan Ama Rumontang Sitanggang (73) warga Suhutnihuta Pangururan, Kabupaten Samosir saat ini sedang berada di Polsek Berastagi guna dimintai keterangan atas kejadian korban,” terang Kapolsek.
Sementara, Camat Berastagi Petrus mengakui, kondisi jalan yang rendah, serta gorong–gorong air yang buruk mengakibatkan kerap kali kendaraan terjebak mogok saat melintas dengan keadaan cuaca hujan deras.
“Kondisi jalan memang perlu dibenahi, dan jalan memang rendah, dan sebelum kejadian peristiwa yang menewaskan ibu dan anak akibat cuaca, kita sudah berkoordinasi dengan PPRJ balai jalan raya provinsi agar segerah dibenahi, dan tahun ini akan mulai masa pekerjaannya. Serta diharapkan pihak Dinas Perhubungan agar segerah memasang rambu–rambu tanda, atau rawan kecelakaan didaerah yang diangap rawan” terang Camat.
Pantauan wartawan di RSUD Kabanjahe, tim dokter melakukan autopsi terhadap kedua jenazah korban yang tiba di RSUD Kabanjahe dan tampak terbujur kaku. Terlihat di kepala korban dr. Elisabeth terdapat luka sayatan yang cukup parah diduga akibat sayatan besi yang terdapat di dalam genangan air tersebut. Isak tangis sejumlah warga tampak terdengar di RSU tersebut setelah melihat jenazah korban.