LAPORAN : SEMPURNA – KABANJAHE
Dugaan soal skandal asmara Bupati Karo, Kena Ukur Surbakti (Karo Jambi) yang disebut sebut dengan seorang perempuan pedagang pakaian bekas (monza) di pusat pasar Kabanjahe hingga kini menjadi buah bibir dan pergunjingan hangat di tengah masyarakat Karo khususnya bagi sejumlah pedagang di seputaran pajak Kabanjahe.
Sejumlah pedagang yang berhasil diwawancarai kru SUMUTBERITA.com diseputaran Jalan Letnan Abdul Kadir, Kabanjahe, Selasa (11/9) sekira jam 14.00 wib membeberkan bahwa, dugaan adanya perselingkuhan Bupati Karo dengan Molek Ginting sudah menjadi rahasia umum dikalangan pedagang. Malahan kata sejumlah pedagang tersebut bahwa, sebelum mencuat di media soal isu perselingkuhan orang nomor satu di Karo itu, para pedagang sudah mendengar secara langsung dari perempuan yang menjadi bahan perbincangan warga Karo saat ini.
“Bukan rahasia lagi sama kami sesama pedagang soal hubungan si Molek itu dengan bupati karna dia sendiri yang cerita sama kami. Katanya dia itu di pakek Karo Jambi sebagai tukang kusuknya dan katanya dia sering dibawa jalan jalan sampe ke luar negri. Koq nanyain si molek itu sih dek?, nanti masuk Koran pula,” ungkap seorang mamak mamak pedagang pakaian bekas sembari melayani pembeli dan mohon agar namanya jangan di korankan karena alasan keamanan dirinya serta keluarganya.
Sebelumnya oleh Bupati Karo, bahwa kedekatanya dengan Molek hanya sebatas mitra kerja dalam pelaksanaan pembangunan industri skala kecil di Desa Ujung Kecamatan Simpang Empat Kabupaten Karo sehingga terlihat sering berduaan.
Sementara menurut sejumlah sumber yang layak dipercaya bahwa cerita dari mulut Molek sendiri kepada sejumlah pedagang soal kedekatannya dengan Karo Jambi bukan hanya sebatas mitra kerja.
“Seingat kami dia (Molek) pernah cerita sama kami disini, rumah pun ada dibangun di Lau Dah katanya dikasih Karo Jambi untuknya. Kami percaya aja, soalnya kami liat di kaca mobil mewah warna merah yang di pakeknya itu ada tulisannya “Molek Kusayang Karo Jambi”. Pernah juga dibilangnya, kalau mau kaya dekati orang besar,” beber sejumlah pedagang kepada kru Media ini.
Sedangkan Molek Ginting yang dijadikan bahan gosipan sejumlah kalangan saat disambangi di tempat usaha dagang pakaian bekas miliknya di kios Tempat Penampungan Sementara (TPS) yang dibangun Pemkab Karo pasca terbakarnya pajak tingkat Kabanjahe Desember 2008 lalu tidak jauh dari Tugu Catur persisnya di Jalan Letnan Abdul Kadir, Kabanjahe tidak berhasil ditemui wartawan, Selasa (11/9) sekira jam 15.30 wib.
Kios sederhana berukuran kecil yang ditempati, Molek terbuat dari papan itu hanya ditunggui seorang wanita berparas ayu memakai baju kaus lengan pendek berwarna putih.
“Mau cari siapa bang, owh… Eda (Molek) ga ada, tadi pagi ada disini trus pergi lagi katanya mau urus KTP. Seharian ini saya yang jaga disini,” ujarnya sembari bertanya maksud dan tujuan wartawan yang mencari keberadaan kakak iparnya itu.
Terpisah, kritikan serta kecaman juga datang dari salah seorang pemuka agama dari Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Pendeta P Ginting Manik (38) kepada sejumlah wartawan saat ditemui di Kabanjahe. Karena menurutnya, sesuai pengakuan yang dilontarkan Bupati Karo kepada sejumlah media soal kedekatannya dan masuk kedalam gudang hanya berdua hingga berjam jam lamanya dengan perempuan yang masih berstatus istri orang sudah menyalahi aturan dalam adat Karo maupun secara agama.
“Jika hal tersebut benar adanya, pihak Moderamen GBKP akan menggelar sidang terkait gelar Pertua (gelar pemuka agama dalam GBKP) yang disandang Kena Ukur Karo Jambi Surbakti dan tidak tertutup kemungkinan akan di copot,” tegas Ginting Manik.