6 Jam Diguyur Hujan, Jalan Jamin Ginting Macet Total

LAPORAN : JEFRI – PANCUR BATU

 

Banjir yang melanda Jalan Jamin Ginting.

Setelah beberapa minggu lalu cuaca sangat menyengat, kini cuaca berubah menjadi musim penghujan. Tak tanggung-tanggung, curah hujan juga sangat tinggi hingga berjam-jam
lamanya. Akibatnya, sebagian jalan khususnya Jalan Jamin Ginting di kawana Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang dan Medan Tuntungan digenangi air hujan setinggi lebih kurang 1 meter.

Amatan wartawan dilokasi, curah hujan yang cukup tiggi membuat drainase di sepanjang Jalan Jamin Ginting tidak mampu menampung air hujan. Luapan air tersebut mengalir dan menggenangi sebagian jalan.
Bukan hanya itu, luapan air yang mengenangi Jalan Jamin Ginting
hingga setinggi lutut bahkan sampai ke pinggang mengakibatkan arus
lalu lintas macet total hingga berjam-jam. Dimana, sejumlah angkutan khususnya akutan kota
yang terjebak banjir di jalan itu menjadi mogok.

Puluhan sopir angkot terlihat harus berjibaku dengan air hujan yang masih
turun untuk mendorong angkotnya ke tepi jalan. Banjir yang terjadi di Km 10 Padang Bulan dan Km 15 Pancur Batu dimulai dari pukul 17.00 wib hingga pukul 23.00 wib itu tidak hanya merugikan sejumlah angkot. Sejumlah pengendara roda dua juga mengalami nasib yang sama. Antrian panjang pun terjadi dilokasi banjit tersebut.

Bahkan, sejumlah kendaraan yang takut melintasi banjir tengah jalan itu terlihat berbalik arah dan mencari jalan alternatif. Selain itu, sejumlah kendaraan memilih mengambil jalur kanan hingga menimbulkan kecelakaan lalulintas.
Sejumlah sopir angkot mengaku bermarga Tarigan warga Padang Bulan, Medan saat ditemui hanya mengaku hal yang biasa. “Biasa lah bang, ini lokasi langganan banjir, mau mutar
balik arah tidak bisa lagi, sudah antri dan macet panjang.

Terpaksa lewati saja, namun tetap tidak bisa, air sudah tinggi dan mengenai sebagian mesin. Jangankan mesin, air juga masuk kedalam angkot. Ini bisa dilihat, terpaksa buang sewa dan dorong lagi. Sudah uang makan
belum ada, jadi susah lah. Asyik banjir terus pula disini,” ucap Tarigan sambil membuka kap mesinnya yang digenangi air.

Selain itu sejumlah warga sekitar lokasi saat ditemui mengaku kalau banjir diakibatkan volume drainase yang tidak mampu menampung air hujan. “Ini banjir akibat parit jalan ini tidak
mampu menampung air hujan. Sementara volume kedalaman dan lebar
parit kecil. Parahnya, parit sebelum digenangi air sudah terlebih dulu dipenuhi. Air itu juga membawa sampah dari atas, sudah lengkaplah.

Sudah parit jarang dibersihkan malah masih banyak warga yang belum sadar untuk tidak membuang sampah ke dalam parit,” kata salah seorang ibu mengaku Beru Ketaren.